Jumat, Agustus 27, 2010

strength

Pertama saya mau minta maaf dulu karena gak nepatin janji untuk nulis apa yang saya dapet waktu seminggu ngautis di tasik awal bulan kemaren. sebenernya tulisan nya udah jadi, tapi di laptop ayah saya, dan belum bisa di post karena satu dan lain hal.

Kali ini saya mau cerita tentang j-dorama (drama jepang) yang saya tonton. Gokusen season 1. Yupp, dorama lama, tapi saya suka banget. Sungguh menohok pas kemaren nonton episode 6. Terutama sama kata2 yankumi ke si yuki pas lagi ngelatih “strength”.
“don’t wait until someone give you a hand. Being like that, you’ll continue to be a wimp”

“people don’t extend courtesy and compassion to those not standing up firmly on their own feet.”

“people are not so nice as to lend a hand to those running away all the time”

“everyone wants to run away when there’s trouble. But if you run away then, that’s it, isn’t it?”

“even when something bad happens, you gotta pick yourself up and keep going”

Kenapa tentang “run away”?
Yaa, karena saya sadar kemarin saya udah lari dari kesulitan saya. Dan ini hanya akan membuat saya tetap lemah. Saya ingin kuat tapi saya gak berani menghadapi kesulitan saya sendiri. Saya rasanya malu. Malu sama diri sendiri dan sama orang2 yang ngerasain bahwa saya kabur dari masalah. 1minggu pertama lari ke tasik supaya ada alasan untuk gak bisa komunikasi sama orang lain. Minggu lalu lari dengan alasan oppek 2010.

Oke, tapi kali ini saya gak akan lari lagi. Sungguh bersyukur karena Allah masih sayang sama saya dengan ngingetin saya untuk kembali ke jalan yang seharusnya.

Kalau saya bilang waktu oppek hari 1 sama kakak2 fasil, “mahasiswa adalah guardian of value, menyatakan benar ketika itu memang benar, salah ketika itu memang salah. Bukan pembenaran atas apa yang kita lakukan”, ternyata selama ini saya udah ada di jalan yang salah. Yaitu pembenaran atas apa yang aku lakukan. Sungguh saya berdosa telah mengingatkan orang lain akan sesuatu yang tidak saya lakukan.

Kenapa tentang “strength”?
Sebenernya ini juga terinspirasi dari sahabat saya yang lagi lelah, capek, pusing, dan segala macem symptoms nya, tapi dia selalu memaksa diri untuk tetap tersenyum. Kalau umi bilang, tetep harus jadi pohon beringin yang meneduhkan. Dari kecil saya ingin jadi orang seperti itu. Pengen bisa tampak kuat. Tapi saya bukan dia. Saya bukan mereka. Saya adalah orang yang sangat ekstrovert dan saya gak bisa memaksa diri untuk jadi mendadak introvert at all.

Tampak kuat aja gak cukup. di dorama ini, pas di episode itu juga, oya-san bilang sama yankumi :
“unless you are strong, no matter how much we help you, you won’t be able to stand up”

“you can’t tell your strength is real until both of your body and soul are strong”


dan kuat secara mental itu bukan berarti gak capek. bukan berarti gak pusing. kuat secara mental itu adalah ketika kita berani menghadapi masalah yang ada gak peduli hasilnya akan bagus atau buruk.

Gak banyak yang mau diceritain dari dorama itu sebenernya. Kalau mau tonton aja, seru. Dan dari dorama gokusen season ini, saya dapat satu kesimpulan,
“kuat itu bukan berarti gak terlihat lelah, tapi kuat itu adalah ketika kita mau menghadapi masalah gak peduli berapa besarpun resikonya, dan ketika kita jatuh dan kita bisa bangkit lagi. Setiap orang pasti dan akan melakukan kesalahan, tapi yang penting adalah bagaimana dia melanjutkan hidup setelah dia terjatuh.“

Jumat, Agustus 13, 2010

ngautis #5

Kali ini bukan tentang makanan lagi. (bukan karena komen tanri ttg tulisan ngautis sebelumnya yaaa.. hahaha).

Hari ini hari keempat saya ada di kota tasikmalaya. Gak kayak sebelumnya yang saya kerjaannya cuma makan, tapi kali ini saya coba keliling kota tasik. Pertama, tujuan saya adalah pusat kota tasik yang sebetulnya Cuma segede gitu, tapi karena jalannya muter2 jadi berasa jauh banget. Disana saya sempat ke galeri salah satu provider telepon seluler untuk betulin nomer buci saya yang entah kenapa keregistrasi secara otomatis ke kuis2 gak jelas yang tiap smsnya nyedot pulsa dua ribu rupiah. 5 menit, semua beres. Dan ketika itu saya lihat di parkiran galeri, mobilnya semua ber-plat D yang berarti dari bandung.

Kemudian tante saya ini bilang,
“beda yaa orang yang pendidikan nya bagus mah ngasih pelayanan juga jauh lebih baik...”.
sebenernya ini versi sotoy, suudzon, dan husnudzon nya kita. Berpikir kalo pendidikan di ibukota jawa barat itu jauh lebih baik daripada di kota itu, bikin kita mikir, mungkin karena di kota itu orang2nya kurang ditanamkan nilai2 dan prinsip2 dalam bidang profesinya. Beranggapan bahwa pendidikan di kota besar sangat efektif dan kondusif dengan segala metode serta fasilitas yang ada. Dua hal yang membuat kenapa tante saya bilang seperti itu.

Disini saya tidak hanya tertohok, tapi saya juga terusuk. *lebay* bagaimana tidak, ketika saya yang hidup dan besar di kota besar seperti bandung, tapi masih merasa belum jadi calon dokter yang baik, belum jadi mahasiswa yang ideal, yang memiliki hati nurani yang bersih, semangat yang membara, dan INTELEKTUAL YANG TERASAH. Padahal memang benar, ketika saya membandingkan fasilitas dan metode yang dimiliki kampus di kota bandung dengan disana, banyak gap diantaranya, secara kualitas pengajar, kualitas input mahasiswa, metode pembelajaran, dan proses pengembangan diri yang dijalani didalamnya. *ini jadi pe-er buat pemerintah seharusnya, standardisasi pendidikan.*

Lanjut dari galeri, saya pergi ke sebuah bukit yang orang sana bilang adalah gunung yang ada sebuah desa diatasnya. Dulu nama desa itu adalah bojong gaok, tapi berhubung desa tersebut bersebelahan dengan kecamatan sukasari, mereka menamai tempat itu menjadi bogasari. Agak mirip merk sebuah bahan sembako memang.

Tempat itu tempat saya belajar banyak hal sejak kecil. Alhamdulillah belajar mengambil hikmah dari setiap dinamika sosial didalamnya. Keluarga saya cenderung melarang saya banyak bergaul disana karena lingkungannya memang kurang kondusif untuk sebuah pengembangan diri yang baik. Bagaimana tidak, orang2 dewasa yang mengajarkan bertuturkata yang tidak baik pada anak2 disana, orang2 dewasa yang tidak mengajarkan pentingnya belajar dan menuntut ilmu. Prinsipnya adalah bisa baca tulis disekolah dan memiliki pengetahuan agama. That’s it. Bagaimana bersikap pada orang dewasa, bagaimana beretika, sangat kurang ditanamkan pada anak2 ini. Sampai2 ada anak yang berbuat kasar pada orangtuanya sendiri dan itu sudah biasa.

Dulu, saya pernah belajar agama disana selama beberapa bulan di sebuah mesjid cukup terkenal disana. Disana saya pernah bertengkar dengan seorang anak kyai. Tidak ada yang berani dengan anak ini. Bahkan ustadzah nya pun sudah ‘ampun’ mengatasi anak ini. Suatu ketika dia berkata,
“maneh nanaonan balaga pisan sih ka aing? aing teh nu boga ieu masjid...”
dan saya bilang saat itu dengan polosnya,
“masjid mah da bumi Allah, sanes nu kamu..”.
Padahal memang anak laki2 ini adalah anak dari pendiri yayasan dan mesjid tersebut. Tapi ini membuat saya berpikir lagi, kenapa predikat anak kyai membuat orang2 jadi segan. Toh yang kyai bapaknya bukan anak nya. Dan saya rasa ini tidak hanya terjadi di tempat itu, tapi jauh ditempat2 yang lain juga masih banyak yang seperti itu.

Disana juga banyak hidup ibu2 usia lansia yang memiliki kesehatan yang kurang dengan kondisi ekonomi yang sangat tidak baik. Untuk makan hari ini pun bingung, apalagi buat besok. Dan disana benar2 luar biasa karena setiap tetangganya adalah orang yang saling tolong menolong. Ini sebuah nilai dan dinamika yang mengalami degradasi di masyarakat terutama masyarakat kota. Kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
sebenernya masih ingin bercerita banyak tentang tempat ini, tempat yang luar biasa memberi saya banyak pengalaman. Tapi ampe taun depan pun gak akan beres2. hahaha ^^

ngautis #4 gara2 mie semangkok

hari ketiga, selasa. berjalan seperti hari2 lainnya.
tapi malam harinya, saya dikunjungi keponakan saya.
tahu apa, disini ada yang lucu.
dia datang, terus tante saya nawarin makan mie.
saya yang makin sini makin jarang makan mie, jadi mikir dua kali buat ikutan makan mie. udah gitu saya belum lama makan nasi. jadi, ya sudahlah gak usah ikutan.
keponakan saya yang satu ini ikutan mesen mie goreng. dibikininlah akhirnya sama si buci. *buci = ibu kecil. harusnya, kalo bahasa rejang nya mak cik.

jeng jeng jeng.. lagi nunggu mie sambil jadi guru bahasa inggris, *karena kemampuan matematika saya sudah menurun kelamaan di fk* keponakan saya itu dijemput sama bapaknya pulang, katanya udah malem. dan diapun pulang.

tunggu...tunggu !!! dia kaan pesen mie...!!
mie nya udah jadi dan dia udah pulang.
WHAT?? saya lupa nyuruh bocah itu tunggu sebentar buat makan mie. dan berarti mie nya gak ada yang makan.
karena semua orang pesen mie kecuali saya, otomatis semua nyerahin mie itu ke saya buat saya makan. hyaiiikkss
begitu mie itu jadi, sepupu saya yang masih umur 4 tahun, rekha, minta disuapin sama saya. hyeeiiiy udah lama gak nyuapin adik2 ini.. :D

kebanyakan makan, bocah ini tiba2 ngeluarin semua isi perutnya. *untung gak di mangkok mie nya. hahahaha
saya bingung doong ini mie masih bersisa dan gak ada yang abisin terus mie 1 porsi yang gak ada yang makan. tadinya mau pura2 gak peduli, tapi dasar bocah2 itu, malah ngingetin terus buat ngabisin makanan itu semua. huhuhuhu
ya sudahlah, mungkin itu memang harus jadi rejeki saya. saya makan lah itu mie sepupu saya yang gak habis dan mie keponakan saya yang pergi itu. kenyangnya bukan main.

saya udah beres makan, sepupu saya yang sd malah macam2 dia, malah minta dibikinin pecel gendot kesukaan saya (*ada yang tau?) dan mie nya dia tinggal tanpa di makan sesuap pun. masa saya yang makan lagi??? GILAK!! kenyang banget niih...
saya yang udah kekenyangan langsung ngasihin tuuh mie ke ibu nya. ibu nya malah ketawa... dia pun kenyang dan semua orang sudah kenyang. akhirnya semua orang pun tertawa dan berarti gak ada yang makan tuuh mie semangkok. dan berakhir mubadzir lah itu makanan. ckckckckck

gila meen. emang terkadang kalo udah rejeki emang harus begitu adanya. tapi kalo kebanyakan jadi masalah juga, meen.

ngautis #3

masih hari senin.
biasa, setiap malam adalah belajar untuk anak2. dan karena ada sepupu saya yang sd kelas 3, pasti banyak PR setiap harinya. dan hari itu adalah PR bahasa inggris.
oke, berarti saatnya saya menjadi guru bahasa inggris.
terakhir saya jadi 'guru' buat adik2 sepupu saya adalah sekitar 5 tahun lalu. dan sekarang saya mau memulai kembali. *tahu kan betapa saya asik dengan dunia sendiri?
saya dianggap paling pandai di keluarga padahal ip jongkok. hahahaha

yupp. gak gampang jadi guru dari bocah2 agak centil.
apalagi saya heran, sistem pembelajaran sekolahnya aneh. masa udah belajar bikin kalimat padahal alfabet dan kata aja mereka gak tau apa2. disekolah itu, kelas 3 sd baru mulai belajar bahasa inggris. maklum, bukan sekolah unggulan kayak di bandung.
oke, saya mulai ajarkan dari alfabet kepada mereka.
loh? mereka? yaa, ada satu bocah kecil yang umur 4 tahun masih tk itu ikutan belajar sama saya. :)
tradisi keluarga kami adalah usia 3 atau 4 tahun sudah bisa membaca. kalau belum, dianggap sedikit telat. dan sekarang saya ingin memulai tradisi dengan target, usia 6 tahun sudah pandai berbahasa inggris. yippeee

cara paling ampuh memfokuskan konsentrasi belajar mereka adalah matikan tv, bawa buku, dan belajar bersama. bocah2 yang pandai menangkap setiap kata yang saya ajarkan ini akhirnya lelah belajar. memang sudah jam 9 waktu itu. waktunya TIDUR !!
saya yang kebetulan niat bawa tortora jadi belajar juga disana.
keteladanan. prinsip yang harus saya pegang.
tapi siapa yang jadi teladan mereka kalau kakak nya aja punya ip jongkok kayak saya??
saya sekolah tinggi2, belajar jadi dokter, bukan cuma buat nolongin orang dan sembuh atau jadi sesuai SKDI belaka.
tapi saya juga punya keluarga yang dengan adanya saya, mereka harus dapat manfaatnya.
sungguh banyak peran saya. sebagai adik dari kakak saya, anak dari orang tua saya, kakak dari adik2 sepupu saya, keponakan dari om dan tante saya, cucu dari nenek saya yang tinggal satu2nya, tante dari anak sepupu saya, calon istri dari suami saya, calon ibu dari anak2 saya kelak dan peran lain di luar sana.

yang paling penting, tetep, ridha Allah. sungguh.
tanpa ridha Allah semua akan jadi sia2. ya Allah, ridhai saya menjalani ini semua.
disitu semangat belajar saya semakin menggebu. selagi mereka tidur, CVS pun mulai saya buka.
bismillah. semoga target semester ini tercapai dan Allah ridha atas saya. aamiin.

ngautis#2

hari kedua. hari itu hari senin.
begitu saya membuka mata, ibu saya mau pulang lagi ke bandung karena ada perwalian dengan mahasiswanya. dan disitu saya baru ingat, dulu, saya selalu ingin menangis kalau lihat ibu saya meninggalkan saya di tasik tapi tak pernah saya luapkan. lama sekali rasanya tidak merasakan nya. dan kali itu saya merasakan nya lagi. *love you, mom

tidak berapa lama, seperti biasa, setiap pagi om saya yang lain datang dengan anaknya yang paling bungsu. usianya.....hmmm.... aku lupa.. sekitar 3 tahun laah.. *sedikit miris

adik yang satu itu selalu nempel sama semua orang kecuali kakak saya yang sekarang sedang kuliah di IMT. *entah kenapa
kalo dengan saya, udah kayak amplop ketemu prangko, jarum ketemu benang, kasur ketemu sprei, kertas ketemu double tape *makin geje
sambutan hangat saat dia datang, dan seperti biasa, dengan manja dia bilang, "pangkuuu.... teteh.. ais...teteh...".
pernah tau rasanya punya mimpi tapi gak terwujud?
yaa, itulah yang saya rasakan kalau inget sosok SEORANG ADIK.
saat itu, saya bener2 ngerasa PENGEN PUNYA ADIK KANDUNG !!!!
jadi bersyukurlah kalian yang punya adik.. :)
tapi saya juga bersyukur punya sepupu yang sangat hangat dengan saya. ^^

seperti biasa, yang selalu keluarga saya tanyakan adalah "sudah makan belum?"
dan jawaban bocah ini adalah "belum". apakah karena jarang makan atau emang makan nya kurang bergizi, saya sedih liat anak ini. kurus banget.

yippiiee. makan adalah hal paling penting yang keluarga saya pikirkan. gak peduli mau mandi atau ngga, yang penting MAKAN. dan itu sering kali saya lupakan. saya mandi bisa berjam-jam, tapi sering lupa kalau hari ini saya belum makan. disana saya sering dimarahi karena susah makan. padahal harusnya saya bersyukur masih bisa makan enak. keluarga2 disekitar rumah om saya ada yang makan sedikasihnya sama tetangga. kalo gak dikasih, yaa gak makan. padahal kondisi kesehatan mereka sangat mengkhawatirkan. baiklah, pelajaran selanjutnya adalah makin banyak BERSYUKUR dan JANGAN LUPA MAKAN !!

ngautis #1

waah, tanggal 13.. udah lama juga gak nulis.
agak sensitif sebetulnya saya dengan angka 13.


kali ini saya mau cerita tentang apa yang saya dapat selama 'ngautis' di tasik selama tepat 1 minggu.
saya datang kesana hari minggu dan pulang tepat di hari minggu.
begitu datang kesana, saya disambut dengan sangat hangat oleh keluarga.
tapi saya baru sadar, saya sudah terlalu lama tidak datang kerumah itu. perubahan demi perubahan yang terjadi membuat saya "pangling" atau bingung dengan rumah itu. 1 hal pertama yang saya sadari, saya TERLALU ASIK dengan DUNIA SAYA SENDIRI.

agenda pertama kami : NGERUJAK !
si mamah yang udah ngidam rujak dari sehari sebelumnya, akhirnya kesampean juga makan rujak.
tiba2 adik sepupu saya datang menghampiri, dan bilang,
"teteh, tingali ieu abi tiasa... (teteh, lihat ini saya bisa..)"
dengan bangga anak usia 4 tahun itu memamerkan kemampuan nya bermain skuter atau mereka bilang 'otopet'.
aku tiba2 bertanya pada ibu anak itu, "bunda, dia umur berapa yaa sekarang?"
kebodohan kedua yang saya lakukan, saya lupa usia sepupu saya sendiri yang notabene itu aneh di keluarga saya. kami biasa mengingat hari ulang tahun satu sama lain, nama lengkap, usia, tahun lahir, sekolah, yaa semua yang biasa ada di biodata. DAN KALI INI SAYA TIDAK INGAT SAMA SEKALI ! sungguh keterlaluan. seakan sangat tidak peduli pada saudara sendiri

memasuki malam, agenda kami selanjutnya : NGEBAKSO !
kali ini saya masih ingat lokasi tukang bakso nya, dekat UNSIL - universitas tempat sepupu saya menimba ilmu hingga sarjana.
teringat lagi saya bahwa keluarga saya adalah BAKSO FANS CLUB. kami sangat suka mie dan bakso. bisa setiap hari mereka memakan mie dan bakso (*jangan ditiru, tidak baik untuk kesehatan) sampe badan nya pun seperti bakso. hahahaha
bakso itu sebagai makanan camilan, karena kalau belum makan nasi belum makan namanya. hahaha
begitu keluar parkiran tukang bakso, ada tukang jagung rebus mejeng jeng jeng jreng di sana. karena keluarga saya sangat suka jagung rebus, alhasil kami pun beli itu jagung dibungkus kerumah. *gimana gak makin gendut
suasana kekeluargaan itu terasa hangat. mungkin terlalu lama rasa itu tak saya dapatkan, jadi rame dikit aja rasanya udah dugem di hati saya.

keep spirit, rhimey !! :D


"Disaat para pecundang kelebihan 1 alasan
Para Pemenang kelebihan 1 cara
Pemenang fokus pada solusi bukan pada masalah


Tuhan maha adil, siapa yang menabur perjuangan dialah yang menuai kemenagan
disaat teman,keluarga,suami/istri,saudara anda tidak percaya bahwa anda tidak bisa sukses dibidang yang anda tekuni
anda hanya butuh SATU ORANG SPESIAL yang mengatakan bahwa anda bisa sukses
yaitu DIRI ANDA SENDIRI


Tetap rendahkan ego dikala anda sukses..."

tulisan yang saya ambil dari notes facebook teman saya dan sungguh menyemangati saya untuk tetap bertahan dan berjuang lebih lagi.
terimakasih. ^^

Popular