Kamis, Mei 30, 2013

secercah semangat di tengah malam

ketika semua teman2 saya sudah beraksi nyata dengan profesinya membangun negeri ini, saya masih berkutat dengan tugas2 yang bertumpuk, ujian2 yang menanti, dan hiruk-pikuk per-koas-an. dulu saya sering mengeluh "saya tidak minta kuliah ini jadi 3,5 tahun, yang saya perlukan adalah mendapatkan ilmunya dengan benar dan sebaik-baiknya." tapi kali ini saya merasa itu SALAH.

saya kali ini sering berdialog dengan diri sendiri, "sedang apa kamu? kapan semua tugas dengan diri sendiri ini tuntas? kapan masyarakat bisa benar2 merasakan manfaat kamu hidup, menghirup oksigen, makan, minum, dan sekolah? kalau tidak ada manfaatnya, untuk apa hidup? kapannnn???? gak panas liat temen2 kamu udah pada start dan kamu masih bergerak disitu2 aja?". banyak tanya tapi belum ada aksi. *ini nih yang omdo

dulu Abah Iwan bilang, "studi kalian dipercepat agar menyiapkan kalian lebih dini sehingga kalian bisa lebih cepat mengabdi". baru kali ini saya paham, ya, lebih cepat tuntas dengan urusan2 diri sendiri dan segera mengabdi. urusan qualitas adalah masalah kita sendiri. sebanyak apa ilmu yang didapat, itu tergantung sebanyak apa diri kita ingin menggali ilmu dgn waktu yg kita punya, tapi lihatlah, bahwa masyarakat butuh kita segera dengan kualitas sebaik-baiknya.

tugas kita saat ini, tuntaskan semua urusan diri sendiri sesegera mungkin, kemudian fokus mengabdi untuk masyarakat. orang2 yang belum tuntas dengan dirinya sendiri itulah yang banyak berbuat kecurangan saat berkarya, berbuat dosa saat seharusnya sungguh-sungguh bermanfaat. jangan terjebak dalam urusan diri sendiri saat seharusnya mengabdi. segera tuntaskan. melihat orang2 yang semangat membangun negeri ini membuat saya tergugah ingin tuntas dengan diri sendiri dan segera mengabdi, meskipun saya tahu saya masih harus banyak belajar untuk mengabdi.

saya tahu, saat ini kondisi bangsa ini sedang amat sangat semrawut, entah siapa yang bisa dipercaya, entah siapa yang sungguh2 baik, entah siapa yang bergerak kearah yang mana. sumir. alam ini cuma butuh jiwa2 yang tulus. langit ini hanya ingin manusia dalam teriknya banyak bersyukur dan dalam gelapnya banyak memohon ampun. bumi ini hanya perlu akal yang semangat belajar dan berkaryanya tiada henti.

kita memang tidak akan pernah tahu sesungguhnya niat dibalik niat seseorang, yang perlu kita lakukan adalah lihat siapa orang-orang disekitarnya, lihat seperti apa visi nya, dan kesehariannya. manusia tidak pernah ada yang sempurna, tapi saling menjaga di jalan yang benar adalah tugas kita dan memulainya dengan sesuatu bernama "percaya". percaya bukanlah berarti ada di hati saja, tapi dukungan yang nyata mesti ditunjukkan. Dukungan haruslah sungguh-sungguh, karena dukungan yang hanya jadi kenangan adalah dukungan yang sia-sia.

Rabu, Mei 22, 2013

Fact of life

Bapak bilang, "ini kenyataan hidup, nak. Harus kamu hadapi."
Tapi aku masih terus bertanya, "pak, kenapa kenyataan ini begitu pahit? Aku takut menghadapi hidup kalau begitu".
Bapak pun diam tertegun. "Buka hatimu. Ikhlaskan. Kamu tidak bisa terus hidup seperti itu karena hidup tidak selamanya seperti itu".
"kalau aku bisa, pak, sudah dari dulu aku lakukan".

Mungkin sedih hati bapak saat itu melihat anak perempuan satu2nya terluka amat dalam. Maaf, pak. Tapi sekarang saya belum sanggup melupakan kejadian2 itu. Satu persatu itu juga menyakiti saya, sampai hari ini. Tapi jangan khawatir, saya akan tetap sayang bapak :')

Selasa, Mei 21, 2013

Pain

I know, life must go on.
I know, past is only history.
But the pain never relieved, never forgotten.
Allah, make me strong.

Minggu, Mei 19, 2013

Pencerahan

Dulu pernah kepikir untuk ga mau nikah dengan segala hal yang terjadi. Rasa takut amat besar hingga rasanya sulit percaya orang. Lambat laun dunia mulai ramah pada saya. Saya mulai menyayangi hidup saya ini. Hingga mungkin saya harus hati2, khawatir banyak yg membuat lalai.

Perlahan Allah ngasih sahabat2 terbaik yang sama mereka saya punya banyak hal. Sama mereka rasanya lengkap. Banyak aspek dalam hidup saya yg positif di support sama mereka. Saya sayang banget sama mereka semua.

Tapi kami semua harus sadar akan usia yg terus bertambah. Satu persatu dari kami melangkah menuju hidup baru. Satu persatu bersiap diri dan berbenah menuju amanah baru. Saya masih ga mau mikirin begituan, ga mau nyiapin diri, karena rasanya buat apa saya nikah kalo keluarga dan sahabat cukup melengkapi hidup saya.

Kemarin satu lagi sahabat saya menikah dan nampak sangat bahagia. Saya senang sekali. Tapi saya akhirnya sadar, perlahan akan bertambah batasan diantara kami semua. Ga ada lagi sampe malem jalan2 sekedar cari kopi, karena ada seseorang yg menunggu mereka di rumahnya. Ga ada lagi belajar bareng sampe pagi ga tidur dan ga pulang, karena ada yg lain yg mesti dijaga. Saya akan merindukan masa2 itu sama mereka.

Saya pun jadi terbersit, sampai kapan kami akan terus berjalan seperti ini? Sampai kapan saya harus terus mengandalkan teman saya? Sampai kapan saya membiarkan teman saya satu persatu melangkah sedangkan saya masih berkutat dengan masa lalu. Adalah baik jika berlomba2 menyempurnakan agama, tapi tetap harus matang.

Sedikit sadar, kalau ini bukan cuma tebak2an masa depan, siapa yg akan jadi pendamping saya. Ini bukan cuma nyari siapa yg akan nemenin setelah semuanya punya pasangan. Ini tentang panggilan batin untuk memperbaiki diri, menyiapkan diri, bahwa satu saat ini tidak bisa lagi ditunda. Ini adalah fase menghilangkan semua rasa yg saya simpan selama ini demi Allah. Allah, kuatkan saya.

Sabtu, Mei 11, 2013

Success vs study abroad

Pengalaman ke luar negeri itu emang seru, menyenangkan, banyak ilmunya, tapi ga semua orang perlu keluar negeri untuk nyari ilmu, ga semua orang harus ke luar negeri untuk sekedar cari suasana belajar. Ke luar negeri ga bisa dijadikan patokan sukses orang, karena pada dasarnya ilmu itu gimana sebaik2nya kita ambil hikmah. Mungkin saya masih kurang bisa cari ilmu selama di Indonesia, maka Allah takdirkan saya ke Belanda kemarin. Jadi, harusnya ga ada alasan merasa kecil karena belum merasakan pengalaman itu.

Unexpressed feeling

Jauh didalam lubuk hati yang terdalam, ada rasa yang tak terungkap:
Saya rindu pengalaman di Belanda dan juga rindu teman2 semasa disana. Nadia Hanum, Albert, Rizki, Putri, Mbak Ara, dan teman2 lainnya.

Seminggu ini saya sering mimpi fase menuju pulang, packing, travelling, rasa campur aduknya, rasa ingin nangis ga mau pulangnya. Saya selalu sedikit kesulitan untuk nunjukin depan orang wajah dan ekspresi galau yg total, apalagi mesti nangis, sulit. tapi memang benar, saya ingin nangis kalau inget itu. Hanya saja ya saya sudah di Indonesia sekarang. Kenyataan sudah hadir. Life must go on. Ga ada alasan untuk bersedih.


But really,
I miss you all :') *hugs* *kisses*

Selasa, Mei 07, 2013

Belanda #17 (end of the story) - Welcome to real life !

alhamdulillah. ga pernah kebayang sama saya sebelumnya bisa menjalani 2 bulan ini. saya sangat akui saya ini selalu bermasalah dengan kepercayaan diri. terkadang saya arogan dan terlalu percaya diri hingga saya mudah jatuh. terkadang pula saya terlalu rendah diri hingga takut untuk menghadapi tantangan.

Alhamdulillah bisa ketemu sama yang namanya Nadia Hanum, orang luar biasa yang 2 bulan sama dia bikin saya merasa kecil, merasa harus terus berjuang, tapi saya juga merasa kuat kalo lagi sama dia. hidup diluar negri itu gak mudah, butuh keberanian luar biasa, butuh kekuatan mental, butuh keteguhan hati, dan dia ajarkan saya itu pelan-pelan. dia ajarkan saya terus bermimpi tapi tetap rendah hati. Terima kasih, mbak :) *ditunggu di Bandung bulan depan

Teman luar biasa yang selalu bantu saya fisik, mental, pikiran, dan segalanya deh selama di Belanda. wanita kuat yang luar biasa. Allah, terima kasih sudah menyilangkan jalan hidup saya dengan orang ini. pengalaman luar biasa! life savior banget! ga mungkin lupa sama dia dan roommate nya, Mbak Ara, yang sama2 jadi tangan Allah selama saya disana. i learned a lot from them. sooooo much!

3 hari sudah saya di Indonesia, dengan kenyataan dan hidup yang sesungguhnya. banyak tantangan yang menunggu, tanggung jawab yang harus diemban, dan perjalanan yang harus dituntaskan. Butuh keberanian untuk mencoba dan mencoba segala hal yang bisa mengembangkan potensi diri ditengah kesibukan dan tanggung jawab yang cukup berat ini. Welcome to the REAL LIFE !

breaking the borderline, salah satu nama sesi VOLT 2010 yang saya buat sama2 dengan Arfa, Nizami, Syifa, Mbak Sofa, dan Ara. Setelah 3 tahun, baru kali ini saya bener2 sadar sama prakteknya. dulu kita anggap break the border antara mainstream dan non-mainstream nya mahasiswa kedokteran, option dan konsekuensinya tidak terlalu besar, tapi kali ini bener2 tentang breaking the border of life path which more decisive. ketika kita mencoba sesuatu yang baru, melangkah kearah yang berlainan, mungkin jalan hidup kita jadi tidak akan sama, jadi lebih sulit, atau jadi lebih buruk dimata kita. butuh kebijaksanaan dan kematangan dalam menentukan ini, dan tentunya tuntunan Allah.

perjalanan ini kita yang tentukan akhirnya Allah akan ridho atau tidak.

"The fear is always there, but you can't let it drive you. Otherwise, you can only be a dreamer."

- Bandung, 7 Mei 2013

Rabu, Mei 01, 2013

Belanda #16 h-2 kepulangan

Pagi ini saya baru pulang dari Paris, melampiaskan kekecewaan waktu ke Paris sebelumnya. Seneng akhirnya bisa jalan2 sampe lelah selelah2nya, cape secape2nya dengan efektif. Semua aman damai sejahtera meski jalan amsterdam-paris-amsterdam sendirian. Saya senang. Tapi ya udah, ga pernah satisfied. Manusia namanya juga. Ternyata saya kemarin itu emang karena nafsu ke Paris nya, jadi ga akan pernah puas. Astaghfirullah. Semoga 24 jam itu ga sia2 ya, Allah.


Saat ini saya masih di amsterdam, nongkrongin McD cuma buat dapet internet. Hahaha. Pulang ke Nijmegen rasanya gak mau, takut sedih mau ninggalin semua hal di kota itu. Meski belum keubek semua, tapi banyak hal yang terjadi :) selain itu, aku gak mau ngerepotin orang lama2 juga. Aku bakalan numpang di tempat orang 2 malem terakhir ini gara2 kamarku udh habis kontrak.

Popular