Selasa, Juli 30, 2013

Petunjuk

Petunjuk itu ada untuk orang2 yang berpikir. Coba kita bayangkan, tetesan darah di film2 detektif bisa jadi petunjuk kalo detektifnya berpikir. Kalo detektifnya gak berpikir, mungkin hal itu gak akan mengarahkan dia kepada apapun.

Manusia dikasih akal untuk berpikir. Perbedaan mendasar dari manusia dan makhluk lainnya adalah akal, bahkan dengan malaikat dan setan sekalipun. Terlalu disayangkan kalau kita hidup ga menggunakan kelebihan itu, lalu apa bedanya kita dengan makhluk lainnya kalau akal itu tidak dipakai?

Kalau pakai akal dan ilmu, pertanggung jawaban akan lebih mudah. Kita akan selalu tahu alasan dari perbuatan kita, dan reasonable. Bukan semata2 alasan sebagai pembenaran, tapi benar2 berdasarkan kebenaran.

Karena itu, ketika hati dan akal tidak sejalan, saya lebih memilih menguatkan akal. Hati itu banyak ditipu daya oleh setan. Saya khawatir tertipu, tapi akal kita bisa menjawab lewat ilmu. Perintah iqra bukan hanya untuk membaca buku, tapi juga menganalisis, menuimpulkan, dan berhati2 melihat fenomena.

Segala yang dihadapkan pada kita bukanlah tanpa tujuan, Allah selalu punya alasan dan tujuan. Hanya orang2 yang berpikir yang akan menemukan hikmah2 itu. Maka, Allah tinggikan derajat orang yang berilmu dan Allah janjikan surga bagi orang2 berilmu yang adil. kalau ilmu nya saja gak ada, mikir aja ga pernah, apalgi menuju adil. :)

Al-qur'an menuliskan, "Melangkahlah dalam keadaan berat ataupun ringan". Tandanya, ketika kita tahu jalan itu lebih baik untuk masa depan kita, suka tidak suka, kita tetap harus melangkah. Karena kita sering tertipu antara rasa mana yang murni dari Allah dan mana yang nafsu. :)

So, be smart!

Senin, Juli 29, 2013

Super Brother :')

Semakin banyak interaksi sama aa, semakin kami merasa bahwa waktu sudah berlalu sangat cepat. Kali ini kami bercanda gurau seperti saat kami berusia 6-7 tahun. Seperti anak2. Tapi kami sangat sadar bahwa usia kami tidak kanak2 lagi. Ada rasa khawatir, takut salah satu dari kami harus melangkah duluan ke jenjang pernikahan dan memiliki hidup baru. Saya sangat sayang kakak2 saya, dan saya sangat yakin dengan rasa mereka pada saya.

Ada satu kakak terdekat saya, usia kami terpaut kurang dari genap 12 bulan. Kami terlalu dekat hingga banyak yang tidak kenal mengira kami pacaran. Berkelahi macam tidak tahu kesopanan, bercanda tanpa memandang gender, berdiskusi seperti teman, dan bercerita seperti sahabat dekat. Bahkan, saat acara keluarga pun, saat saya dipaksa berbalut make-up di wajah, dan orang2 tidak begitu mengenali, kami dikira pacaran oleh uwa sendiri.



Dia kekuatan saya pada kondisi terlemah saya. Saat saya tidak punya pegangan, dia yang bantu saya bangkit. Ketika saya tidak punya sandaran, dia yang selalu ada untuk saya. Dan ketika dia ada di saat2 terlemah hidupnya, saya sadar bahwa saya harus kuat dan mampu menguatkan, meski tidak sempurna. You are my super brother!



Saya sangat beruntung punya kakak yang bisa jadi segalanya :)

Me love you so much, aa. Meski hari ini becanda kita bikin kamar kayak kapal pecah dan saya dikasih jurus jujitsu kamu, it was fun! :')

Lampu hijau!

Ketika niatnya lillahi ta'ala, jalan akan diluruskan dan diterangkan. Bismillah. Allah selalu melindungi hamba2Nya yang sedang mengabdi. :)

Lampu hijau! Jalan teruuusss :D

Jumat, Juli 26, 2013

untuk MSG, dari si nomor 2

dulu kita bertemu di sebuah persimpangan jalan yang tidak pernah terduga. namanya LKMM Nasional. pertemuan itu membuat kita semua sadar bahwa ada tujuan sama yang ingin dicapai, makanya kebersamaan ini terus terjaga. hampir 4 tahun sudah kita jalani hiruk pikuk mahasiswa kedokteran bersama-sama, persiapan ujian2 yang menanti, semangat dan nilai-nilai yang ditularkan dari setiap karakternya, serta persaingan sehat untuk menjadi karakter2 terbaik versi dirinya masing2. 

tidak terasa waktu semakin dekat bagi kita menemui persimpangan jalan berikutnya. sudah waktunya kita menyadari bahwa satu persatu dari kita sudah tiba di persimpangan jalannya. saatnya kita menjalani hidup kita masing-masing, meraih mimpi kita masing-masing.

4 tahun yang indah. 4 tahun yang bermakna. semoga 4 tahun itu tidak berakhir sia-sia. semoga 4 tahun itu tidak begitu saja berakhir. mimpi kita dulu tentang mobil ber-plat MSG 1 hingga 19, mimpi kita tentang MSG 10-20 tahun lagi yang sukses di mimpi masing2, candaan kita tentang anak kita kelak yang mungkin menjadi murid dari salah satu kita, mimpi kita tentang arisan (meski belum jalan sampai sekarang) dan masih banyak celotehan lucu tapi manis diantara kita, semoga menjadi nyata dan menjadi kisah manis di masa depan.

jujur, saya saat ini tidak kurang dan tidak lebih adalah pengaruh besar dari kalian. pagi, siang, sore, malam, yang muncul di depan saya kebanyakan ya kalian lagi. 10 hari lagi saya bersama kalian sebagai koas. 6 bulan kemudian, mungkin persimpangan semakin banyak. 1 tahun kemudian apalagi. kita tidak pernah tahu masa depan. semoga kebersamaan ini tetap Allah jaga dan ridhoi. semoga semangat diantara kita tetap dapat ditularkan :)

saya akan sangat merindukan MSG :')

Kamis, Juli 25, 2013

masa depan #2, be smart!

2 pertanyaan mendasar yang pertama kali ditanyain orang langsung ke saya. biasanya mereka langsung ngasih judgement dan nasihat sama kalimat2 saya sebelumnya, masih tentang pasangan hidup. baru kemarin2 nulis blog tentang "masa depan, kita yang tentukan :)", hari ini ditanyain habis sama temen2 sma pas kumpul buka bareng. hingga akhirnya pertanyaan ini literally terlontar, "milih yang pas di hati atau pas di logika?" dan "milih yang sudah kerja atau gpp masih kuliah?".

entah apa yang ada dipikiran orang-orang selama ini tentang saya, mungkin mereka berpikir "ah, kalo rima mah pasti nyarinya yang udah kerja". banyak yang langsung menasihati saya untuk "menurunkan standar" dan lain sebagainya. nampaknya mereka sudah membayangkan sendiri orang seperti apa yang saya cari. bukan menyalahkan, tapi khawatir ada yg salah presepsi. meskipun ini pertama kali ditanyain ke saya langsung, tapi pandangan ini udah lama saya yakini.

namanya keyakinan itu adalah hati yang diiringi ilmu, akal, dan amal. kalo hati aja yang dipake, ya namanya nafsu. kalau ilmu dan akal aja yang dipake, namanya tukang. kalo hati dan ilmu ga di iringi amal, namanya dusta. jadi ya harus seimbang semuanya. iya semuanya, atau nggak sama sekali. itu harga mati. Jodoh itu bukan asal nemu, tapi tentang keyakinan sama takdir Allah dan masa depan dunia akhirat. butuh kematangan dan keseimbangan didalamnya.

kerja itu cuma masalah waktu. kita ga bisa memaksa anak usia 6 bulan bisa berlari. cuma masalah kesabaran, kesiapan, dan ikhtiar menghadapi prosesnya. toh perempuan juga, tidak harus pernah berumah tangga supaya punya pengalaman mengatur rumah tangga, atau pernah jadi ibu untuk punya pengalaman dan kesiapan menjadi seorang ibu. yang penting kesiapan mental bersama menujunya. itu yang ayah saya selalu ingatkan, "yg penting, ketika komitmen itu dibangun, usaha tidak pernah berhenti dan mental siap menghadapinya."

baru beberapa hari yang lalu saya denger ceramah ustadz di tv yang bilang "selama saya mengkaji al-qur'an, belum pernah ada perintah Allah yang saya baca yang memerintah untuk mencari rejeki. yang ada adalah mencari bonus2 dari rejeki2 tersebut". memang, pada dasarnya, Allah ga akan pernah ngutang rejeki sama kita, besar kecilnya bergantung sama usaha kita. jadi gak perlu takut! be smart, ladies! :)

Senin, Juli 22, 2013

antara semangat atau ambisius

mungkin orang anggap saya ini terlalu bersemangat hingga terkesan ambisius. tidak, saya masih tetap istirahat jika saya membutuhkan. saya masih bermain ketika saya jenuh. saya masih mengeluh ketika lelah. saya masih malas ketika harus rajin. saya masih sering kehilangan arah. saya hanya saat ini berupaya yang terbaik yang saya bisa.

batasan antara semangat itu dan ambisius adalah nafsu, syukur, dan pandangan manusia.
logikanya begini, jika Rasulullah s.a.w dalam hadits nya mengatakan "....Fatimah, engkau bisa meminta harta dariku, tetapi dihadapan Allah aku tidak berguna bagimu...", lalu kita punya siapa dihadapan Allah? Fatimah r.a. yang begitu luar biasa, putri Rasulullah s.a.w saja dihadapan Allah adalah sendiri. mau mengandalkan siapa kita? orang tua? temen2 se-geng? siapa mereka di hadapan Allah?

hanya orang2 yang bertakwa yang akan mendapat syafa'at di hari nanti. diri kita yang tentukan akhirnya dan menuju takwa tidaklah semudah membalik telapak tangan, tapi bukan berarti tidak mungkin. yang bisa kita lakukan hanyalah berupaya yang terbaik dalam setiap waktu kita.

masa depan, kita yang tentukan :)

sambil nunggu download file2 koas, terpikir buat mencurahkan pikiran ini.

ga ada yang pernah tahu masa depan, ga ada yang pernah tahu takdir, tapi kita berhak memilih yang terbaik menurut kita. buat saya, menjalani pekerjaan dengan hati, dengan passion lebih berarti daripada sekadar mengerjakan sesuatu yang kita mampu kerjakan.

we are not workers, we are all artists. we make our life, we make the choices.

kenapa saya katakan begitu, karena memang pada dasarnya seberapa tinggi kualitas kita, seberapa banyak pilihan yang ada juga bergantung pada diri kita sendiri. kita bisa saja membuat pilihan yang banyak dari profesi yang tersedia, tapi kita juga yang mengeliminasi pilihan itu satu persatu hingga kita galau dalam 2 atau 3 pilihan. kita juga yang menentukan berapa banyak energi yang akan kita habiskan untuk sebuah produktivitas. produktivitas yang berujung pada kebermanfaatan dan ilmu yang kita punya.

termasuk dalam memilih jodoh. *maaf topik akhir2 ini sering mengarah, maklum faktor usia*
kita berhak memilih siapa yang menjadi jodoh kita, bukan untuk mengingkari takdir Allah, tapi pada dasarnya jodoh yang sudah Allah tentukan itu yang bisa kita perlahan ubah. bukan mengubah orangnya, tapi kualitas orangnya. karena ketika memilih jodoh, kita tidak mencari seseorang berdasar nama, tapi kualitas iman dan kualitas hidupnya. saya tidak setuju kalau ada wanita2 yang pasrah menerima seseorang karena yang ada itu saat itu, atau karena merasa 'saya juga masih begini, kenapa harus mencari yang sehebat itu'. atau kalau pria2 malah mundur dari seseorang yang dia kagumi karena merasa wanita itu 'ketinggian'. jika niatnya lillahi ta'ala, maka seharusnya yang tadinya ada rasa 'ketinggian' atau pasrah, itu jadi pemicu untuk masing2 individu berupaya menjadi lebih baik dimata Allah. ketika 2 orang yang bisa sama2 bersaing tanpa merasa ada yang superior atau inferior, sinergi positif akan dibentuk, perintah Allah untuk 'berlomba-lomba dalam kebaikan' tidak akan hentinya ada diantara keduanya.

pernikahan adalah proses menggabungkan 2 mimpi. bagaimana kamu bisa percaya mimpi kamu bisa terwujud kalau pasangan kamu ga bisa membuat kamu yakin bahwa bersamanya sanggup wujudkan itu. kecuali kamu punya mimpi biasa saja, maka kamu akan mencari 'common people'.

berbeda dengan mereka2 yang punya mimpi besar, mereka akan lebih memilih untuk mencari pasangan, karena mimpinya adalah tujuan hidupnya, alasan dia bahagia menjalani hidup. "ada wanita hebat dibalik pria hebat" itu terjadi karena sinergi positif itu. bukan semata2 memilih orang hebat dan "yes, you will be someone behind me" macam milih wakil ketua, tapi perlu chemistry positif itu. chemistry itu ga akan dibentuk kalau keduanya ga se-level. itulah kenapa di Al-quran tertulis, 'wanita baik2 untuk pria baik2'.

bukan saya mengajak wanita2 bertinggi hati merasa berhak memilih, tapi pikirkan kembali baik2, apa mimpi dalam hidupmu. jangan biarkan hidupmu terjatuh hanya pada rasa yang abstrak itu. sesungguhnya kualitas keluarga menentukan kualitas umat. keluarga adalah sekolah pertama bagi anak2. maka kualitas semangat, nilai, dan mimpi keluarga menjadi penentu kualitas anak2 dan umat. terlalu banyak keluarga yang terbentuk 'awet rajet' tanpa arah dan tujuan, hanya berlandaskan rasa, yang menghasilkan anak2 yang tak karuan. rasa itu Allah yang punya, yang bisa seketika Allah bolak balikan. tapi komitmen bersama, mimpi bersama, adalah hal yang dibuat manusia dan harus terus dipegang. jikapun itu harus berubah, perubahan bersama lah yang harus disesuaikan.

mungkin terdengar sangat berlogika. ingat, kita ini seniman dalam hidup kita. bukan hanya bermain sains, logika, atau rumus, tapi juga ada hati didalamnya yang passionate dan tak lelah bermimpi. :)
chemistry itu tidak akan terbentuk kalau tidak se-frekuensi atau se-level. semoga kita bisa menemukan orang-orang terbaik di hidup kita untuk sama2 bersinergi terus untuk jadi lebih baik dimata Allah.


*terima kasih MSG sudah menginspirasi saya hingga mendapat energi ini. hidupmu terlalu berharga untuk dihabiskan segitu2 saja*

Minggu, Juli 14, 2013

there's no coincidence in life, there's Allah.

Di dunia ini terlalu banyak yang disebut dengan kebetulan, padahal semua sudah diatur, ada maksud dan tujuannya. Sama sekali saya tidak pernah berpikir untuk ingin mengecap pendidikan di negeri Belanda, tapi Allah takdirkan saya untuk berada disana.

3 bulan sudah itu semua berlalu. Saya berpikir bahwa 2 bulan berada disana tidak akan terlalu banyak memberi perubahan pada diri saya, ternyata salah besar. Secara akademik mungkin tidak, tapi sikap dan perilaku saya berubah banyak. Keterlambatan menjadi hal-hal yang mudah membuat saya kesal. 10 menit saja, rasanya tidak ingin menunggu. Profesionalisme dan selalu memberikan upaya maksimum menjadi prinsip sehari-hari. Biarlah mereka bermain-main dengan hidupnya, tapi tidak dengan saya dan hidup saya. Jika mereka mulai mengganggu waktu dan hidup saya, toleransi menjadi semakin sempit. Mungkin terdengar seperti orang yang tidak sabar dan mudah marah, tapi budaya itu terkadang harus dipaksakan. Bukan, lebih tepatnya kebiasaan itu muncul dari Pembiasaan.

Alhamdulillah, setelah perjalanan itu, 2 stase –kulkel dan anestesi– sudah dilalui dengan cukup baik, bahkan mungkin sangat baik ketika di anestesi. Berbagai hal terjadi di ruang operasi. Mulai dari kurang personel membuat saya harus monitoring pasien sendirian tanpa residen sama sekali, membantu menyiapkan ruang operasi sendiri hingga hafal semua obat yang harus disiapkan diawal-tengah-akhir operasi dan dosis2nya, temen2 yang kooperatif dan dipuji2 residen sampe yg ngaco dan residen nya ngomel2, banyak sekali. 

Saya tidak pernah merasa sebersemangat ini. Sehari saja tidak ke ruang operasi, rasanya ada yang kurang. Ada rasa menyesal yang sangat menyayangkan hal itu terjadi. Disaat orang2 bosan hingga malas datang ke ruang operasi, saya justru sangat senang dan tidak mau keluar dari ruangan itu. Aneh. Pertama kali saya mengalami ini. Ketika Judicium kami dinyatakan lulus pun, rasanya ada yang tidak rela, masih ingin terus ada disana. Suasana yang menyenangkan membuat kami sangat senang ada disana. Saya dan Syahla sampai merasa berat ketika mau melangkah pergi dari ruangan departemen anestesi jumat kemarin. Seperti ada yang hilang.

Allah, segala puji hanya untukMu. Akhirnya saya menemukan apa yang selama ini saya cari di dunia kedokteran. Ilmu ini, anestesi ini luar biasa. Bukan hanya ilmu yang saya temui, tapi bakat dan secara natural diri saya bisa dengan mudah menyerap ilmu yang disampaikan. Semua pendapat orang bahwa saya tidak layak di dunia klinis terpatahkan seketika setelah saya masuk anestesi.

Tanpa maksud menyombong, tapi disebut ‘koas superior’ oleh dosen yang sangat saya kagumi sudah menjadi prestasi terbesar buat saya selama ini. Bukan karena saya merasa hebat, sama sekali bukan. Tapi Allah yang tunjukan pada saya bahwa ada di kedokteran bukanlah jalan yang salah, tapi memang Allah yang takdirkan. Bukan hanya diberi kesempatan, tapi juga diberi dengan kemampuan :) Allah akan selalu tempatkan seseorang yang kompetensinya layak di tempat tersebut. Keep confident, Rima!

kalau saya tidak pergi ke Belanda, mungkin saya ada di puncak kejenuhan dan tidak akan mendapatkan apa yang saya dapat saat ini. Alhamdulillah. Segala puji hanya untuk Allah :)

Allah, jaga saya tetap rendah hati.

Rabu, Juli 03, 2013

life is Allah's love

ternyata kenyataan pahit masa lalu lah yang membawa saya pada titik ini. titik dimana saya ketakutan menghadapi hidup. masa dimana saya mau tidak mau harus menjalani hidup mandiri. saat hidup mulai mencari pegangan, saat hidup mencari pelengkap hati, saat hidup mencari pengokoh jiwa, semata2 untuk ridhoNya.

jika dulu saya trauma dan memilih untuk diam, kali ini ada hal lain yang membuat saya lebih takut, efektivitas dan produktivitas +2/3 hidup saya. mau tidak mau, saya gak bisa terus jadi beban keluarga saya. masa depan yang Allah ridhoi yang menjadi ketakutan terbesar saya. sekuat apakah saya hingga bisa meraih itu sendirian? sehebat apakah saya hingga bisa menghadapi ujian dan cobaan sendirian? keraguan akan diri sendiri, kesadaran akan kecilnya diri ini membuat trauma itu hanya jadi pelajaran hidup buat saya.

dulu saya kira ini akan terus terjadi hingga saya mengakhiri hidup. rasa sakitnya masih terus terasa. tapi pandangan hidup tidak selamanya sama. Alhamdulillah Allah beri saya petunjuk dan keikhlasan. Akhirnya.

dulu saya kira Allah tega banget ngasih saya hidup sepahit itu, saya harus hadapi kepahitan di usia sekecil itu. tapi justru proses itulah yang satu persatu mengajarkan saya menjadi wanita tegar, logis, lebih menjaga emosi dan hati, dan menjaga cinta padaNya. ternyata ini semua benar2 bukti cinta Allah pada saya, bukan semata2 memberikan ujian dan cobaan. akhirnya saya paham bahwa hidup ini hanyalah cinta Allah semata. sudah selayaknya kita membalas cinta itu dengan cara yang Ia cintai. :)

Popular