Selasa, April 29, 2014

Fk unpad dan obrolan warung kopi

Alhamdulillah.
Rasanya sangat semangat, sangat excited untuk balik lagi ke kampus.
Dikasih kesempatan luar biasa yang harus dimanfaatkan sebaik2nya.
Akan sangat bahagia kalo bisa bareng sahabat2 kesayangan, temen bercerita dan berdiskusi ala 'warung kopi'. Akan lebih bahagia kalau bisa wujudkan mimpi2 yg selama ini jadi obrolan angkot, obrolan ringan, tapi bermakna. Selama ini segala ide, unek2, dan mimpi tentang fk unpad hanya jadi wacana, tapi dari situlah justru pemikiran2 unik terbentuk.
Fk unpad butuh manusia2 yg semangat berkembang dan mengembangkan. Fk unpad butuh kalian, teman2!
Aku tunggu di fk unpad! :)

Rabu, April 23, 2014

Belajar dari keadaan

Mencoba mencerna ungkapan prof. Tri tentang "belajar menghadapi masalah". Ini emang masalahnya naik turun, bikin hati juga naik turun, bikin iman agak naik turun, dan bikin logika ikutan naik turun. Tapi harus dijaga tetap tenang, tetap stabil, tetap jernih akal dan hati. Berat memang, tapi harus bisa kalau mau lulus dari cobaan ini.

Ternyata kita bisa belajar banyak hal dari proses ini. Tiba2 liat neneng fulki ngepost di TL Line dengan kalimat "gak usah mati-matian ngejar yang gak dibawa mati". Sungguh nampol banget sama diri sendiri. Strike banget. Bikin nanya sama hati nurani, apa yang sebenernya lagi saya perjuangin? Ego saya? Mimpi saya? Keadilan hukum? Kepentingan publik? Atau memang kebenaran? Sungguh, Allah yang Maha Haq. Saya gak tau apa ini, tapi yang saya yakini saya sedang memperjuangkan apa yg saya anggap benar, dan semoga memang itu jalan kebenaran.

Kemudian naik turun nya emosi saya kepicu sama naik turun nya emosi sejawat2 saya. Sempet ikut naik. Sempet ikut emosi. Sempet jadi marah2. Sempet jadi galak. Tapi sejenak, semua mereda. Hanya sesaat, hanya nafsu. Aiihhh....memalukan. Sampai2 di pm sama adik angkatan, diingetin untuk gak ikut emosi, gak ikut marah2, gak ikut kebawa arus. Coba lihat lebih dekat, lihat lebih teliti, dan kuatkan langkah. Tenang, tapi tegas. Jaga akal sehat. Kalau emosi, akal sehat bisa hilang semua.

Belajar untuk kemudian nggak banyak galau di sosmed. Cukup seperlunya. Perbanyak galau sama Allah saja.

Saya pun sangat salut sama orang2 yg ternyata ada di atas sana yg menentukan kebijakan. Ini bukan soal mudah. Bukan soal yes or no. Tapi juga tentang banyak kepentingan. Butuh telaah lebih dalam, butuh ilmu lebih baik, dan butuh wawasan lebih luas. Dan tentunya butuh mental yang kuat dan hati yg tenang. Saya mau seperti mereka (dalam hal positif) yg luar biasa itu.

Dan saat ini saya menemukan dosen favorit saya lainnya, Prof.Dr.Med. Tri Hanggono Achmad, dr. Terima kasih banyak, prof atas ilmu nya. Meski pertemuan saya dengan beliau tidak begitu banyak, tapi sejauh ini prof tri telah memberi saya banyak ilmu, pengalaman, inspirasi, dan semangat. Terima kasih, prof. Alhamdulillah :)

Senin, April 21, 2014

Menghadapi masalah

Ada 2 hal yg saya cermati saat ini.
1. Saya selama ini ga lulus2 dalam menghadapi masalah
2. Saya sedang disiapkan untuk amanah yg lebih besar dari yg dibutuhkan saat ini

Lelah kadang, emosi naik turun, tapi logika gak boleh berhenti, gak boleh lengah, gak boleh lalai. Ingat, niatnya baik, niatnya tulus, dan tujuannya besar. Perbaikan bangsa. Jadi, tetap pada jalur, tetap berlindung dari godaan buruk, tetap semangat. Badai mah pasti berlalu, tapi seperti apakah after effect nya, itu yg harus dipikirkan dan dipertimbangkan.

Banyak2 istighfar. Saat ini saya lagi gak bisa nahan emosi massa. Saya bener2 bingung. Bener2 ga tau mesti gimana. Semoga jalan yg saya tempuh ini benar. Semoga apa yg diperjuangkan adalah untuk surga Allah. Semoga saya ga memperjuangkan semata2 untuk dunia. Semoga kali ini saya lulus. Semoga saya bisa amanah. Hati nurani bergetar melihat manusia2 disekitar seperti apa. Jaga hati.... Jaga diri... Jaga idealisme...

ISMKI vs CIMSA

Konyol memang kalau diingat. Dulu, waktu masih sangat aktif berorganisasi saya tergabung kedalam 2 organisasi besar di fakultas kedokteran se-indonesia ini. Di kampus, basis dari ISMKI adalah senat, sedangkan untuk CIMSA ada yang namanya CIMSA lokal. Saya adalah pengurus keduanya selama 2 tahun berturut2. 2 tahun itu cukup untuk saya memahami aksi nyata keduanya.

Kemudian datang tawaran untuk lebih aktif lagi di salah satunya, mulai dari diangkat sebagai koordinator wilayah, wakil sekretaris wilayah, dan hingga akhir 2012 saya jadi koordinator sebuah departemen nasional organisasi tersebut. Sangat paham segala hiruk pikuk organisasi tersebut. Ya, sebut saja ISMKI. Disana banyak isu beredar mengenai CIMSA. Saya yang juga pernah terlibat di kehidupan CIMSA, merasa heran. Rasanya apa yang dibicarakan gak segitunya. Banyak bumbu A, B, C, nya. Sungguh sensasi politik nya berhembus dimana2.

Dikampus, saya berteman sangat dekat dengan para aktivis CIMSA. Rasanya aneh, tiap bicara ttg organisasi selalu saja ada yg bertentangan. Sampai2 ada teman saya yang begitu tau saya cukup aktif di ISMKI, langsung antipati pada setiap aktivitas saya. Bahkan sampai ada yang frontal bilang, "Rim, lo anak ISMKI? Gw ga ngerti, kenapa sih ISMKI itu blablabla...."

Perpolitikan antar mahasiswa kok begini amat?
Sayapun mencoba mengalihkan fokus ISMKI dari yg tadinya berpikir banyak ttg CIMSA, jadi fokus pada aksi nyata untuk negri. Tapi sayangnya, karena satu dan lain hal, saat itu gak berhasil. Malah saya yang gagal memimpin. Kemudian setelah itu, saya berjanji akan melakukan banyak hal positif untuk membayar utang2 itu semua pada negri ini.

Dinamika politik sepertinya enggan pergi dari hidup saya. Sekarang saya dihadapkan pada permasalahan politik yg huwoooww melelahkan. Sangat lelah, sampai ingin nangis rasanya. Sangat bersemangat, karena ini salah satu momentum yg ga boleh terlewatkan untuk memperbaiki negri ini. Demi Indonesia yang lebih baik. Sampai2 ada teman saya bilang, "kok kamu tetap tenang, padahal kami2 sudah naik turun emosinya?". Saya cuma bilang, "kuncinya, yakin".

Kemudian saya mengingat banyak mimpi saya. Saya pernah bermimpi ingin jadi pejabat WHO. Melalui kesehatan, saya ingin jadi bagian dari perdamaian dunia. Melalui kesehatan, saya ingin hilangkan diskriminasi. Melalui kesehatan, saya ingin bangun pendidikan yg lebih baik. Dan melalui kesehatan saya bisa jadi bagian dari rahmat semesta alam. Ketinggian? Mungkin. Tapi teman saya ini bilang, "rim, harus ngeyel, tetep ngeyel. Karena ngeyel itu yg bedain orang beriman dan nggak".

Kembali ke polemik antar organisasi itu dan pengalaman saya saat ini yg kurang lebih efek dari perdebatan 2 pihak, saya belajar untuk terus ada diantara masalah. Saya belajar untuk punya endurance lebih. Saya belajar untuk mengatasi masalah dengan lebih bijak. Saya belajar untuk bisa lebih kuat. Saya belajar untuk punya keyakinan dan optimisme. Dan saya belajar untuk memahami banyak kepala, pandangan, dan ego.

Saya punya grup line bareng temen2 lulusan UKDI Februari 2014 se-indonesia. Disana belajar banyak, ketemu berbagai jenis manusia. Seru banget. Tapi saat ini saya nemuin 2 orang yang paling seru diajak ngobrol, sefrekuensi banget, dan kayanya kalo ketemu mereka saya ga usah ngomong pun mereka tau apa yg saya pikirin. Karena saat ini, via line pun sering begitu.

Tiba2, tadi saya diberikan satu fakta bahwa salah satu orang yg dekat sama saya ini adalah aktivis CIMSA. Bahkan pernah memegang jabatan paling tinggi disana. Sempet bingung beberapa detik. Bingung, kenapa dulu saya alay banget yaaa? Dulu saya jadi salah satu orang yg mikirin cara buat 'ngalahin' CIMSA, tapi pimpinan CIMSA nya saat ini jadi teman baik saya.

Yang menjadikan kita berselisih bukan orang didalamnya, bukan organisasinya, bukan tujuannya. Karena semua pada dasarnya adalah baik. Orangnya baik2, organisasinya juga baik, tujuan ya juga untuk kebaikan. Tapi ada ego yang bermain disana. Merasa memiliki organisasi tersebut, secara otomatis membentuk batasan yang nyata diantara keduanya. Dua kekuatan yang sama2 besar, sama2 baik, tapi tidak pernah bisa bersatu. Padahal kalau disatukan bisa jadi kekuatan syang sangat besar.

Ya Allah.....
Persatuan itu indah loh. Saat ini kami yg UKDI Februari bikin grup tanpa mandang latar belakang, tanpa mikirin status, tanpa mikirin siapa dia. Sungguh natural pertemanan kami. Dan kalau dipikir lagi, ngapain sih dulu saya segitunya mikirin perdebatan antara ISMKI dan CIMSA? Toh ketika sudah lulus, kita semua sama2 sejawat. Toh ketika sudah jadi sejawat, dia juga yang akan jadi teman diskusi, tempat konsultasi, dan sahabat berbagi.

Sama seperti 2 organisasi yang saat ini bikin kami galau berat. Ngapain ribut? Toh dilapangan dia juga yg jadi sejawat kita. Toh di lapangan, orang cuma tau dokter itu yaa dokter sesuai keahliannya. Bukan dokter dari organisasi A B atau C. Kecuali kalo yg jadi dokternya,Sp.IK, alias jago speak doang.. Hahahaha. Ujungnya gini, ga mengindahkan kesejawatan. 2 power yg kalau digabungkan bisa membangun perubahan bangsa yang jauh lebih baik, jauh lebih besar, jauh dari progres yang biasa. Gara2 ego masing2 jadi nya ga bisa ngasih efek besar untuk bangsa. Gara2 apa? Gara2 orang2nya ga berhasil ngalahin si ego, jadi pada mau menang sendiri.

Saran saya kalau ada anak ISMKI atau CIMSA yg baca ini, udahlaaahh rujuk aja.. Bikin satu kesatuan yg ga usah pikirin ego masing2. Kalo dari mahasiswa udah belajar egois sama organisasi, tua nya nanti kayak yg diatas sekarang, kan kacau. Jangan pernah belajar untuk terbiasa melakukan kesalahan, lama2 resisten dan menganggap yg salah itu jadi benar.

Persatuan itu indah.... Yukk belajar bijak memandang perbedaan.

Kalau kata prof.tri, ibarat memandang 2 rumah makan yg berbeda. Ada yg rame banget, ada yg sepi banget. Mau pilih yg mana? Pilih yg manapun ga ada yg salah. Yg menjadikannya tampak salah adalah kesesuaiannya dengan tujuan yg ingin dicapai. Jadi fokus pada tujuan asal dan hormati perbedaan dengan bijaksana :)

Selasa, April 15, 2014

Dreams.....uhhh lalalala~

Cita2 saya waktu kecil ada 3, dokter, guru, dan penulis. Saya ga pernah berpikir untuk mewujudkan ketiganya sekaligus, karena dulu saya pikir ini gak mungkin berjalan beriringan semuanya. Tapi saya ga pernah lupakan mimpi itu. Sampai saya lulus sma, saya masih gak rela milih salah satu dari ketiganya.

Setelah lulus SMA, saya harus buat 2 pilihan untuk SNMPTN. Orang bilang, saya gak mungkin jadi dokter dengan performance saya saat itu. Berbagai upaya saya lakukan, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menjadikan dokter sebagai prioritas cita2, guru sebagai prioritas kedua, dan menulis.....entahlah, saya hanya berharap itu bisa jadi sambilan saya.

Saat ini, gelar dokter sudah saya raih, tinggal saya aplikasikan dalam hidup. Hanya saja, mimpi kedua dan ketiga masih menggelitik di pikiran saya selama 6 tahun kuliah. Ternyata, saya bisa aja jadi guru sambil jadi dokter. Kalau nggak, siapa yang akan ngajarin dokter? Saya pun kuatkan niat untuk apply dosen FK Unpad. Ini baru selesai interview, entah apa hasilnya, semoga Allah beri yang terbaik :)

Saya kemudian berpikir lagi untuk mimpi ketiga, menulis. Pulang dari belanda, saya banyak berpikir tentang ilmu2 yg dulu dipegang islam dan kini tidak lagi terdengar suaranya. Kenapa? Karena penelitian yg membawa harum nama islam tidak terdengar kumandangnya. Apakah penelitian itu masih berlanjut? Hal ini membuat tawaran asistensi penelitian jadi hal sangat menarik buat saya. Ini salah satu jalan da'wah lainnya. Menulis ilmu melalui penelitian. Sama2 jadi "penulis", kan?

Dreams come true. I never expect this much before. I just think these are coming really early, but i have to prepare the best of me, sooner better.

Ordeco! Hehehe

Ah, i love this day! Meskipun lama nunggu antri wawancara, tapi ujungnya mikir banyak tentang berbagai aspek kehidupan.

Selama ini kita mikirin kalo jenjang karir dan kehidupan akan banyak potensial di kota besar. Kalo di daerah kita gak bisa banyak berkembang. Kalo kita ke pedesaan, hidupnya statis, info terbatas, dsb. 

Lalu muncul pertanyaan kepada diri sendiri,
"sampai kapan manusia harus berpikir terus begitu? Sampai kapan proses urbanisasi dibiarkan merajalela tanpa pengembangan yg jelas di daerah? Sampai kapan kita terus memandang negatif pada area pedesaan? Sampai kapan kita terus egois memikirkan perkembangan diri sendiri? Bukankah bekerja itu berarti memberi manfaat seluasnya? Apa arti "seluasnya" jika banyak "tapi" didalamnya?"

"Lalu kenapa gak kita buat saja pedesaan itu jadi tempat yg nyaman untuk berkembang, tempay yang dinamis, tempat yang punya akses informasi yang baik, tempat yang juga bisa menghentikan urbanisasi berlebih dan ketidakmerataan penduduk di indonesia?"

"Kenapa kita hanya berpikir bahwa area pinggiran adalah hanya bagian kecil yg bisa diabaikan di Indonesia? Kenapa kita gak berpikir bahwa daerah terpencil adalah salah satu potensi dunia yang ga boleh dilupakan? Bukankah dunia ini terdiri dari segenap sistem, sistem terdiri dari berbagai subsistem, lalu mengapa harus dilupakan?"

Sayangnya gak semua orang bisa berpikir sepositif itu. Paradigma ini harus diperbaiki oleh kita semua. Ga bisa satu orang, ga bisa satu pihak. Harus bersama. Hanya saja, darimana awal nya kita menjaga nilai2 positif dan paradigma itu kalau bukan dari dunia akademis, di tengah hiruk pikuk perpolitikan yang kacau, hukum yang tak jelas, kepentingan pribadi dan golongan yang semakin menguat, dan individualisme yg meningkat? Inilah kenapa saya sangat ingin terjun di dunia akademis, selain untuk aktif mengembangkan ilmu2 yg menarik buat saya, menjaga nilai baik kehidupan sebagai jalan da'wah.

Tapi resikonya gak cuma sekedar "gitu aja", tetap ada resiko2 lebih yg harus dihadapi. Sudah terpikir sejak dulu akan resiko2 itu. Awalnya sempet ragu, bisa nggak ya mewujudkan mimpi2 itu? Saya ini cewe, harus mikirin keluarga, hamil, punya anak, dsb. Tapi kalo mau ngelakuin lebih, memang harus mau berkorban lebih. Kalau mau jadi orang luar biasa, harus mau nerima resiko yang gak biasa. Dan kita mau jadi orang2 luar biasa, kan? Toh residensi pun akan mendapat resiko yg cukup besar kedepannya. Kerja itu aktif berbuat, bukan untuk mendapat. Kalau mendapat doang sih sekolah aja terus. Hehehe

Kalo kata Rusy, "push to the limit and expand the endurance.. Jangan mau kalah sama orang2 "gila" diluar sana". *tapi jaga kesehatan juga yaaa, om! Hehehe.

Senengnya kenal rusy tuh gini niih. Positive thinking nya bisa bikin semangat dan gak takut nerima tantangan apapun rasanya. Hahahaha

Tadi pas wawancara, ternyata bener, ditanya banyak hal tentang "pertimbangan calon suami" atas berbagai resiko yg akan mungkin harus saya hadapi. Dengan santai dan yakin nya saya jawab bahwa "kami sudah siap menerima segala resiko2 tersebut dan dia justru sangat mendukung saya".

Mungkin, orang pikir saya jawab seenak jidat, terlalu positif, terlalu optimis. Yang ada di otak saya,  karena jodoh sesungguhnya baru diketahui saat akad nikah nanti, entah apa takdir hidup saya kelak, siapa yg jadi jodoh saya sesungguhnya, jadi ya memang dia harus siap dengan segala resiko itu. This is the path i choose. Tapi gak bilang gitu depan pewawancara juga, karena kalo saya berani bilang gitu, saya bunuh diri namanya. Hahahaha.

Allah tahu niat tulus kita. Kalau memang jalan ini benar, Allah akan kuatkan kita. Cukup yakini, karena yakin adalah kunci keteguhan langkah kita. Kalau bukan kita yang yakini, lalu siapa lagi yang bisa? Goyang itu biasa. Jatuh itu pelajaran. Tetap berpegang pada tali Allah, maka jalan terang akan menyertai. Seberapa banyak pun mimpi buruk yg kita hadapi, jangan pernah berhenti mencari mimpi indah kita. Selama masih dikasih nafas oleh Allah, masih ada peran penting kita untuk dunia, masih ada jatah rezeki kita, dan masih ada hal2 penting yang perlu kita lakukan. Percaya itu.



"Aku akan berkonsep, berteori, berbicara ttg apa yg aku lakuin, pikirin, aku tulis di puluhan artikel aku. Intinya aku tetep punya keyakinan yg kuat tentang hidup, Tuhan, dan aku. Ordeco :) Ga kan ada yg ngeruntuhin itu..."
-Nur Khairusy Syakirin, 6 april 2014-


Ordeco!

Senin, April 14, 2014

Hari pertemanan :D

Paris. Minggu, 14 april 2013.

"hari ini Allah pertemukan aku dan Rusy.
Aneh, baru pertama bertemu, tapi seakan sudah mengenal bertahun2. Hahahaha. Entahlah."

Ada satu2nya orang baru kenal yang berani buat saya nunggu 2 jam lebih sebagai impresi pertama, di negeri orang, di kota yg katanya paling indah dan romantis di dunia, tapi jadi berasa basi gara2 nunggu sendirian berjam2. Hahahaha
*herannya saya tungguin pula*

Dari yg awalnya asik banget, foto sana sini, gelincatan sana sini, sampe kameranya bosen, saya mati gaya, dan kamera nya bisa ngomong sendiri kayanya :)) hahahaha. Nongkrongin tangga metro dari yang awalnya rame banget, sampe sepi banget, terus rame lagi, sepi lagi. Yg ditunggu gak nongol juga. Bahkan sampe ganti tempat ketemuan pun masih harus nunggu. hahaha

However, it is a nice story we have and also fun :D


*2 tempat janjian kami. Arc de triumph dan museum Louvre. Ramai sekali bukan? Hahahaha


Sejenak kelilingi kota Paris, meski banyak target yg ga tercapai, tetep seru. Dalam otak saya keliaran pikiran "ada yaaa orang kayak gini?" Hahahaha. He's such a unique personality. Background yg sama di satu almamater bikin kita cepet nyambungnya. Berbagi pengalaman, info, pemikiran, mengingat masa2 SMA, and what a coincidence, rumah kami berdekatan cuma beda 2 rw tapi gak pernah saling kenal. Hahahaha. Cuma 4 jam sebenernya ketemunya, tapi cukup berkesan dengan 2 jam tambahan nunggu nya. Hahahaha.


*lagi sama2 gendut dan lukisan monalisa yang ternyata segede uprit. Hahahaha


*ke sacre ceur lewat jalan yg tangganya amit2 banyaknya -____-"

Nggak banyak tempat yang kita tuju, but the most imprtant thing is we talked a lot. Dan itu lah inti city travelling yg saya cari. Ketemu orang baru, ngobrol banyak, belajar banyak dari manusia. :D




--Setahun kemudian dengan situasi berbeda--

Bandung, Senin 14 April 2014.

Alhamdulillah.
Terima kasih atas takdir Allah yang selalu unik, lucu, dan tanpa cela.
Terima kasih, Allah, dia sudah dihadirkan di hidup saya. Nggak cuma seorang teman main dan bercanda, tapi juga sahabat, brother zone, guru, daaaan banyak lah :)) hahahaha

Setelah pulang dari eropa itu jadi banyak belajar, banyak membuka mata akan dunia baru yg selama ini gak keliatan, semakin banyak teman baru, dan makin sering ngumpul sama temen2 lama. Ya, inner circle kami beririsan ternyata :)) hahaha.

Selamat hari pertemanan, bang! It is really nice to have a bestfriend like you :D
Still a lot of works to do. Masih ada utang2 yg belum terlaksana. Mari lunasi! ;)

9 years friendship i miss

Tengah malem gini pengen ngomongin orang. Ada 2 orang yg bakal saya bahas terpisah. Hehehe

9 years of friendship getting awkward.
Sahabat masa lalu belum tentu jadi sahabat saat ini. Meski orang bilang persahabatan yg lebih dari 7 tahun itu akan long last, tapi ga semua kondisinya ga selalu sama. Saya punya sahabat yg udah 9 tahun jadi orang yg sangat kenal baik sama saya, bahkan dia udah bikin saya stress, pengen nangis, kesel, seneng banget, tenang, semua rasa campur aduk.

Selama 7,5 tahun sahabatan, everything going really smooth. Saya ga pernah bisa marah, ga pernah ambil hati sikap2 dia yg ngecewain, dia ga pernah marah sama saya, ga pernah berantem sama sekali. Setelah ada sms masuk yg panggil saya dengan sebutan 'rim', seketika dia hilang dalam 1,5 tahun terakhir. Saya coba terus cari dia, kontak dia, tapi selalu R saja. Tidak dibalas. Sesekali muncul bbm yg cuma selewat. Ga ada lagi quality time, ga ada lagi obrolan seru.

He is one of my precious best friend. Cuma pernah ada 1 orang yg bisa bikin saya berani nangis depan dia, nggak pernah bisa marah sama dia, yg berani2nya ninggalin saya tidur berkali2 pas lagi curhat, dan bisa2nya ngebohongin saya cukup besar untuk alasan yg saya sampai saat ini gak tau tapi saya ga pernah marah ataupun ngehindar dari dia. He was too precious. *padahal dibohongin adalah hal yg paling saya benci dalam hidup

2 minggu lalu, dia kemudian muncul untuk mengabari kalau dia akan menikah hari sabtu lalu, 12 april. Sedih. Saya bahkan ga tau siapa calon nya, bagaimana kisah perjalanannya, apa yg dia pelajari dari prosesnya, semua saya gak tau. Biasanya dia selalu kenalkan pacarnya pada saya. Bahkan saya bisa bilang, semua mantannya pasti tahu saya, saking dekatnya kami. Sayangnya, tidak untuk yg satu ini.

Saya memang ga hadir di pernikahan dia, tapi bukan karena tidak merestui. Ada hal lain yg harus saya lakukan. Sungguh saya ikut berbahagia atas hari penting dalam hidupnya. Yg saya yakini, dia adalah orang yang tau apa yg terbaik buat dirinya. Saya percaya pada pilihan dia. Saya yakin pada takdir Allah. Dan saya bersyukur untuk kebahagiaan dia. Saya selalu memberikan doa terbaik saya untuk dia :)

I miss our friendship :'(

Jumat, April 11, 2014

Our dreams come true, one by one

One by one, our dreams come true. Yesterday is my oath taking, in the name of Allah. I was like flying while i read the oath script. I can't move my body, i was just focus on to the script. It is super duper really hard for me. I try to understand every single words by doing it in my life. Somehow, the deeper i try to understand, the more responsibility i get.

Things i got in my life nowadays makes me think more and more. I try to get more, and luckily, i have to do more for it. It is just like equality, if you want more, you have to do more. If you want to be an extraordinary doctor, you have to do more and pass more difficulties. And Allah treats me with these. Everyone is different and Allah always treats every you differently. So, this is mine and just go with it extraordinarily. Enjoy it!

The oath for me, not only about clinical doctor responsibilities, but also a whole things about doctor. Mind, soul, attitude, behavior, education, value, way of think, way of life, families, tauhid, iman, ibadah, and of course love. I was like shortly remembering my life before the oath. I think, i have to be more careful on doing my life. I have to remember Allah more in every decision and step i do. I have to make me a better one on everything, long life learning because i think i know nothing. Nothing to be proud of, nothing to be arrogant, nothing to be short minded, nothing to think that i can do a lot. I have to remember all the oath, to keep me on the right track. I feel really small. But i know, Allah will always giude us.

"Demi Allah SWT saya bersumpah bahwa......... Semoga Allah SWT memberi kekuatan kepada saya"


Selasa, April 08, 2014

Will....

Nemu sebuah wallpaper di line deco yg bikin mikir....

Bukan hanya karena mimpi yg beririsan lalu kita punya alasan untuk bersama, karena jika mimpi itu selesai, kita akan kehilangan alasan untuk bersama. Justru keinginan untuk membangun mimpi disekitar orang itu yang membuat kita berjuang. Saat mimpi satu terlaksana, buat lagi mimpi2 baru bersama. Komitmen untuk memperjuangkannya yang membuat kita terus bertahan, apapun resikonya, apapun kondisinya.

"If you want it, you must will it, and it will be yours."


Jumat, April 04, 2014

UKDI

Pelik. Cuma 1 hal yang diyakini dan dipercayai, Hati Nurani. Tanpa itu aku sesat, buta, hilang arah.
Tetap menjaga idealisme. Tetap jaga profesionalisme.

Rabu, April 02, 2014

Banmed juga

Banmed itu buat saya bukan hal baru. 9 tahun lalu saya pertama kali jadi tim medis pertandingan2 karate kota dan provinsi, tim medis pensi2 sekolah, dan masih banyak lagi. Banyak kejadian terjadi selama 3 tahun berturut2 jadi tim medis. Banyak pelajaran yang didapet, terutama refleks kegawatdaruratan.

Seiring waktu berlalu, kuliah di fakultas kedokteran makin mengasah refleks2 itu jadi lebih spesifik, ilmiah, sistematis, dan lebih mendalam. Tapi tanggung jawab yang semakin besar ini gak diiringi dengan intesitas yang semakin besar pula. Memang itu kurangnya saya. Keahlian di lapangan dan di instalasi medis memang beda. Apalagi kali ini banmed nya sendirian.

Terakhir jadi tim medis itu 2012. Kegiatan camp and outbond ceria. Gak banyak yang terjadi, Alhamdulillah. Cuma memang menjadi tantangan tersendiri kali ini, karena saya akan bertugas SENDIRI. Literally SENDIRI. Yaaa, dibantu sama tim panitia tentunya. Cuma berdoa semoga tidak terjadi hal buruk. Semoga semua aman damai sejahtera.

Be careful, teliti, profesional, dan tetap percaya diri. InsyaAllah dikasih yang terbaik sama Allah.

Ternyata, di hari-H pertolongan datang. Rekan2 vol-D datang bantuin medical checkup dan sangat memudahkan. Apalagi selesai medical checkup kita akan pergi ke lokasi, tiba2 2 bocah ikut ngintilin saya banmed sampe ke lokasi. Meski cuma sampe besok siangnya, tapi sangat membantu. Lagi2 terima kasih. Maaf ga bisa ngasih banyak sama kalian.....

Bener aja, deg2an itu hanya bisa hilang dengan ketelitian, profesionalisme, dan kepercayaan diri. Semua yg diragukan, bisa hilang. Dan itu yg harus dimiliki seorang dokter. Persis seperti apa yang prof.tri bilang kemarin. Alhamdulillah :)

Terima kasih atas semua inspirasi, ilmu, dan keragaman sudut pandang yg diberikan semua pihak atas banmed ini :)

Popular