Kamis, Januari 30, 2014

Semangat dong!

Kalo kamu gak semangat buat jadi solusi ditengah masyarakat kecil, gimana kamu mau semangat buat mimpin bangsa yang besar? Gimana kamu mau jadi manusia yang ngasih manfaat besar?
Gimana kamu mau nolong diri kamu dihadapan Allah kelak kalo nolong orang disekitar aja ga semangat?
Gimana mau mampu memberi kalo buat belajarnya aja malas?
Gimana kamu mau bilang sama generasi penerus bahwa harapan jadi lebih baik itu ada, kalo kamu justru pragmatis dan pesimis?
Jaga idealisme. Jaga semangat membangun. Jaga harapan.
#askmyself

Senin, Januari 27, 2014

Mendapat ilmu baru

Semua orang punya caranya masing2 dalam memproses sebuah informasi menjadi sebuah ilmu. Dengan sudut pandangnya masing-masing, manusia bisa punya interpretasi yang berbeda akan sesuatu. Prof.Nurhalim pernah ngajarin kami tentang mendefinisikan sesuatu, misal kotak kacamata. Beliau bilang, "jangan membuat definisi sepotong2, buatlah dari berbagai sudut pandang, karena itu hanya akan menimbulkan interpretasi yang beragam". Ini juga lah yang sering membuat sangat banyak opini beredar. Tidak semua salah, tidak semua benar. Buatlah kesimpulan yang tepat dan komprehensif dari informasi yang benar untuk mendapatkan ilmu yang sesungguhnya. :)


Kata bapak saya, ini namanya 'filsafat ilmu'. Buat saya yang ga pernah punya mata kuliah berjudul filsafat ilmu selama sekolah, mungkin ini jadi hal yang fresh... Hehehe

Kamis, Januari 23, 2014

Deserve it

Setiap orang berhak punya masa depan.
Masa lalu, terima kasih sudah jadikan saya seperti hari ini. Setidaknya, seburuk2nya kamu, saya ini sudah belajar banyak dari kamu. Saya mungkin ga akan lompat sejauh ini kalau bukan karena kamu. :)

Masa depan, tunggu aku yaaaa :)

Hari ini, makasih udah ngasih saya sahabat2 terbaik, teman2 terbaik, dan keluarga terbaik :)

Alhamdulillah :)

Senin, Januari 20, 2014

Temen baru ;)

Lagi sepi temen belajar. Lagi pengen banyak disemangatin buat belajar. Lagi pengen ada temen cerita. Biasanya ditemenin boneka panda dari fulki. Sekarang dikasih temen baru.

Taraaaaaa!!

Ini ayam katanya buat nemenin belajar supaya terus semangat. Baru liatnya aja muka udah senyam senyum sendiri. Hihihihi. Terima kasih banyaaakkk :)
Semoga belajarnya lancar, ujiannya lancar, perjalanan kehidupan pun lancar. Aamiin.

Sabtu, Januari 18, 2014

Reminder!

Kalau Allah sudah berikan banyak kesempatan selama 5 tahun saya belajar, berusaha, dan berjuang di fk, ujian kali ini cuma nguji iman saya sama takdir Allah. Selama ini saya udah jatuh bangun dan dimudahkan oleh Allah untuk menjalani kehidupan calon dokter. Padahal, saya sendiri sering ragu, apakah benar ini jalan hidup saya? Apakah benar saya berbakat disini? Tapi profesi dokter bukan main2.. Saya percaya, tangan Allah berperan sangat besar pada kehidupan profesi ini, pada jalan hidup saya.

Allah ga pernah ingkar janji, ataupun ngutang sama hambaNya. Allah akan berikan sesuatu sesuai usaha dan niat hambaNya. Dan barang siapa bersungguh2 dalam meminta dan berusaha, insyaAllah dikabulkan. Lalu, alasan apalagi untuk ragu atau bahkan mundur? Yakin bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hambaNya yang selalu menyertakanNya didalam hati. Semangat, rim!

Jumat, Januari 10, 2014

Lets live this life !


Kayanya emang itu yang saya butuhin sekarang ini. Belajar pelan2 menikmati hari ke hari yg penuh tekanan karena semakin dekat sama hari-H ukdi. Stressful? it is!

Parah. Ini namanya saat paling stress di hidup saya sampe berat badan seminggu turun 1kg. Makan paling sehari sekali. Kadang sama sekali ga makan. Belajarnya dihajar terus sambil ditemenin kopi dan kadang cemilan. Makin ga sehat ini hidup. Mau jadi apa saya seberes ukdi? Turun 6 kilo lagi? Berat badan saya jadi 41 gitu? Tulang sama kulit doang dong badan saya? Ginjal apa kabar?

So, let's stop merely looking forward to ukdi. Just live in each moment and enjoy this life, otherwise i will die. Because not everyone really lives. :)


Senin, Januari 06, 2014

Kuliah Kerja Nyata atau liburan?

Memori kembali ke 2,5 tahun yang lalu. Saaat kami menumpangi bis penuh perabotan, lebih banyak dari jumlah penumpang sepertinya. Hahaha. Hampir ada teman saya yang tidak dapat jatah kursi. Awal yang cukup membuat penasaran untuk kehidupan singkat di desa. Ya, kami akan tinggal 1 bulan saja di sebuah desa di garut sebelah selatan. Teman baru, lingkungan baru, budaya baru. "Let's rock!" Itu yang terbersit di kepala saya.

Saya ini rakus. Biarlah. Saya kira sebulan itu cukup lama untuk bisa memberikan memori yang banyak di kepala saya, tapi terlalu singkat untuk memberi saya pelajaran hidup. Bukan karena saya merasa tidak belajar banyak, justru sangat banyak, tapi saya mau lebih. Pelajaran hidup di desa memang tidak akan pernah ada habisnya.

Interaksi dengan dunia benar2 saya lakukan. Naik turun gunung setiap hari kami jalani. Saya berinteraksi banyak dengan orang2 disana, pepohonan, binatang2, bulan, bintang, dan hampir semua ciptaanNya yang nampak. Semua saya jalani dengan sepenuh hati. Bahkan teman saya katanya berinteraksi dengan mereka yang tak nampak. Entahlah.

Saya jalani semua dengan hati, hingga orang anggap saya terlalu sensitif, terlalu peka, terlalu dipikirin, terlalu care. Apalah itu namanya. "Saya hanya ingin menikmati", itu yang diniatkan. Bukan sekadar menikmati alam, tapi menikmati dinamika masyarakat yang ada disana. Saking menikmatinya, saya sampai gregetan, ingin meninggalkan jejak nyata disana sebagai kontribusi pada masyarakat, bagian dari masyarakat. Sayangnya, itu tidak terwujud.

Setelah waktu berlalu, saya masih belum beranjak dari memori itu. Masih melekat erat. Memberikan semangat dan obsesi baru pada hidup saya.

Orang bilang ini liburan. Ya, terdengar seperti itu. Namun sesungguhnya ini adalah KERJA, makanya disebut Kuliah Kerja Nyata. Hanya saja banyak yang tidak paham pada hal itu.

Kalau saya jadi dosen pembimbing lapangan, saya akan jadi dosen yang dibenci mungkin, karena pandangan saya pada hal ini terdengar berlebihan. Saya hanya ingin orang2 tahu, bahwa kurikulum dibuat bukan dengan main2. Ada dasar, tujuan, dan harapan yang menyertainya. Dan KKN ini adalah bagian dari itu. Kalau kita tidak paham intinya, lalu, masihkah kita layak lulus dan menyandang predikat 'baik' atau bahkan 'sangat baik' itu?

Ini lah problem rakyat. Kehilangan intelektual muda nya yang peduli pada masyarakat. Padahal, kita ada karena mereka yang disana menganggap keberadaan kita, membutuhkan keberadaan kita, bukan karena yang diatas2 itu mengabsen nama kita setiap hari. Menjadi manfaat, itu baru kaum intelek.

Popular