entah jalan ini benar atau salah, tapi ini yang saya lakukan.
waktu kecil, saya beramal karena takut dimarahi orang tua.
beranjak remaja, saya beramal karena malu sama teman.
di penghujung masa remaja, saya beramal karena ingin meraih syurga Allah.
sekarang, saya beramal karena saya tau Allah ingin itu tanpa mikirin syurga ataupun neraka.
terkadang jadi mikir bahwa itu adalah sebuah bentuk ke-takabur-an saya terhadap siksa Allah di neraka. tapi ada ustadz (yang juga murid ibu saya) bilang, justru itu bagus. berarti kita udah ikhlas dalam beramal, sudah tidak lagi mengharap imbalan dari Allah berupa syurga. belum nanya sama ibu, tapi segera akan dilakukan. :D
soalnya saya jadi bingung apakah yang saya jalani ini benar atau salah. mungkin ada yang bisa membantu saya mendiskusikan ini. supaya kalo salah, saya bisa langsung muter balik jalan. :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular
-
seminggu yang lalu saya baru saja menyelesaikan satu minggu penuh sebuah kursus mengenai ilmu genetika klinis. saya belajar dimulai dari da...
-
One day, a teacher said to me, “you’re still a stem cell. You are still looking for your life, looking for what you are going to be…” In ...
-
Lama gak posting setelah banyak hal terjadi dalam hidup. Yes, di fase internship aku belajar banyak. Perjalanan berliku tak ayalnya harus a...
-
Konyol memang kalau diingat. Dulu, waktu masih sangat aktif berorganisasi saya tergabung kedalam 2 organisasi besar di fakultas kedokteran s...
-
Now, I am at my zero point. Resilient. That is what a warrior needs. Adapt. That is what a traveler should have. Thrive. To live in this wil...
Allah yg nyuruh kita ngejar surga.
BalasHapuscoba buka QS. Al Hadiid (57) ayat 21.
ada ayat2 lain juga
tapi tidak kah itu jadi kita beramal dengan pamrih?
BalasHapusdalam artian, kalau Allah gak menjanjikan surga, belum tentu kita beramal...