Selasa, Mei 11, 2010

sehari semalam di cilegon.

diusia 19 tahun ini, saya merasa masih sangaaaaattt muda dan masih merasa sebagai anak kecil. padahal gak bisa dipungkiri kalau usia saya ini mendekati usia dewasa muda. udah remaja akhir laah...
mau gak mau, pergaulan dengan orang dewasa pun harus segera dibiasakan. mulai dari perbincangan sehari2 yang ringan sampai yang berat. dan itu yang saya jalani selama sehari semalam di cilegon kemarin.

perbincangan yang paling menggelitik adalah ketika saya yang gak bisa dan gak biasa masak ini masuk ke dapur dan so2an mau bantuin masak. ditengah perbincangan itu, akhirnya saya mengaku kalau saya gak bisa masak dan gak biasa masak. terus ibu dari "yang punya rumah (teh ida)", yang sering dipanggil mak uwes, menasehati saya pajang lebar bahwa seorang wanita harus bisa masak. saya hanya bisa tertawa malu.
entah kenapa, dari sekian banyak nasehat yang saya terima tentang memasak, saat itu barulah terpikir oleh saya, bahwa kemahiran mengolah masakan dan menggunakan alat dapur memang mutlak adanya harus dimiliki seorang istri dan seorang ibu.
makanya sejak itu, oke, saya akan belajar memasak dari ayah saya. (lho?) yaa, karena ayah saya lebih jago masak dibanding ibu saya. ibu saya masih mualaf kalau masalah masak. :P

lalu perbincangan ringan lain nya adalah masalah hantu penunggu rumah. lucunya, ibu2 pengajian itu masih saja percaya bahwa rumah belakang itu ada hantunya. dan hantu itu suka ganggu orang2 yang jahat. disini saya no comment saja deh. hanya bisa tertawa.

dan perbincangan paling berat (menurut saya) adalah ketika membahas masalah JODOH !
hahahaha. berat banget. saya yang masih sangat BOCAH dan kolokan ini tiba2 harus membahas tentang jodoh. rasanya sangat lucu. disana saya dapat berbagai nasehat tentang "cari cowo". dan mereka ternyata kompakan, "...CARI COWO JANGAN YANG JAUH2, kecuali kalau di BALI !". Katanya, "kalau nikahan nanti kasian kerabat yang ada di jawa barat harus pergi jauh, kecuali kalau ke Bali kaan bisa sambil jalan2." hahahaha, saya kebayang cari cowo aja belum ada, apalagi ngebayangin daerahnya.
dan kebetulan sekali, disana ada sepupu teh ida yang kuliah di FK UIN Syarif Hidayatullah yang notabene adalah seorang laki-laki. terang saja, ejekan untuk saya dan dia berdatangan, karena kita masih sama2 single. ditambah lagi ibu dari teh ida dan ibu dari laki2 itu pun menunjukkan rasa simpatik nya terhadap saya. makin saja teh ida dan adik2 nya mengolok2 kami. hahahahaha
semoga aku tidak bertemu lagi dengan orang itu dalam kondisi yang sama.

dan perbincangan paling seru adalah tentang POLITIK. sangat berbeda ketika kita mendengarkan perbincangan politik dengan orang yang berbeda2 profesi. antara dosen, masih oke, antara politikus, saya benar2 cuma bisa diam mendengarkan, antara ibu rumah tangga, hmmmm..... kenapa yaa?? apa karena yang biasa dibicarakan masalah masakan dan masalah tetangga sekitar?? hehehehe. tapi sangat berbeda ketika membicarakan masalah politik dengan teman sebaya.

memang sangat terasa berbeda ketika berbincang dengan anak kecil atau yang usianya tidak terlampau jauh dibandingkan dengan orang tua. berbicara dengan orang yang lebih tua memang harus hati2. masalah emosi yang labil dan masalah topik terutama. karena dunia nya tidak sama, jadi harus bisa menyesuaikan.

sangking deg2an nya, takut salah ngomong, sempat terpikir untuk tidak lagi2 sok tahu dengan mengajak berbincang ibu2 atau bapak2. tapi sepulang dari cilegon, nasehat mengenai bagaimana menjadi wanita dewasa (secara usia) yang ideal kembali saya dapatkan saat saya berbincang dengan ibu saya. dan itu bisa ada karena biasa. sungguh merasa ini sangat lucu. saya yang masih berusaha menyadarkan diri bahwa usia saya ini tidak bocah lagi dan menuju dewasa muda, secara beruntun mendapat nasehat tentang hal2 yang rasanya urusan orang yang sudah tua. terutama adalah tentang cara bergaul dengan ibu2 dan nenek2 dan masalah JODOH.
semoga menjadi catatan hidup untuk kedepannya. hehehe

Popular