Rabu, Desember 02, 2009

secercah dari peta pengabdian ku yang masih belum tertata rapih

Kali ini hanya sekedar curahan dari hati yang sudah cukup lama diam. Saat hati ini dipertanyakan keberadaannya, saat itu juga hati ini di tanya akan kemana esok. Bagaimana harus menjawab jika hati ini saja entah ada dimana. Yaa, carilah dulu hati itu atau kau tanyakan saja pada peta pengabdianmu.
Ketika hati ini mulai sadar bahwa ia satu saat pasti sendiri untuk meneruskan perjuangan yang telah dirintis dan harus melangkah bersama teman yang baru bersama hati – hati yang baru, yang ditakutkan oleh hati yang belum siap adalah hati yang merindukan jiwa yang lama. Tapi inilah hidup. Ada yang datang, ada yang pergi, dan ada yang bertahan. Tak pernah ada yang salah dengan ini. Mungkin benar, hanya peta pengabdian yang berbeda. Yaa, sebuah rancangan akan pengabdian diri untuk ummat.
Seorang ayah pastilah ingin anaknya menjadi yang terbaik. Namun perspektif yang kita miliki berbeda. Ia berharap banyak akan tanggung jawab yang kupegang, berharap bahwa anaknya ini mampu lebih dewasa dan mengemban tanggung jawab lebih. Tapi dengan tulus ikhlas, aku mohon maaf, karena itu bukan tujuan hidupku. Mengembangkan kepemimpinan? yaa. Tapi bukan itu cara yang akan ku tempuh. Aku masih terpikir akan sebuah perjuangan yang telah dijalani oleh seorang yang sangat ku kagumi. Ia mendidik ribuan mahasiswa menjadikan mereka orang2 hebat. Tapi ia masih tetap rendah hati dan penuh ikhlas membina. Dulu aku ingin menjadi seperti mereka. Dan Allah telah menghadapkanku dengan tawaran yang nyata untuk berlatih menjadi pendidik disini. Pembina yang tidak kecil dan itulah ajang pelatihanku.
Lalu sekarang hati ini ditanya, akan kemana esok?
Haruskah aku mencari zona tidak nyamanku untuk mengembangkan diri menjadi lebih hebat dan kuat? Jawabanku adalah BIG NO NO. Menjadi lebih hebat dan kuat tak harus pergi dari zona nyaman. Rancangan pengabdian ku untuk ummat ada disini, didepan mataku, dihadapan ku. Jadi untuk apa aku pergi? tak ada yang salah jika aku tetap bertahan. Karena yang aku cari ada disini. Percayalah, orang besar itu ada, berawal dari ia yang menekuni satu hal kecil saja, tapi istiqomah. Dan aku akan mencoba menjadi orang itu. Meski tanggung jawab yang ku pegang masih sama besar dengan yang lalu, setidaknya ini adalah kesempatan untuk memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan yang ada dulu.
Haruskah aku mengabdi di tempat yang aku sendiri tak tahu apakah ada hatiku disana? Jawabanku adalah BIG NO NO. aku tak akan melepas prinsipku, bahwa “ketika seseorang bekerja dengan otot saja, ia lah tukang. Ketika ia bekerja dengan otot dan otak, dia adalah buruh. Tetapi ketika ia bekerja dengan menggunakan otot, otak, dan hati, ialah seniman hebat.” Yang membedakan seorang pengabdi dan pekerja adalah hati. Aku ingin menjadi pengabdi, bukan pekerja. Tak hanya pada dunia, pada agama, bangsa, dan tentunya dengan ridhaNya. Dan aku tahu bahwa hatiku telah terjala disini. Hatiku telah terikat disini. Lalu untuk apa aku mencari sesuatu yang tak pasti untuk berada di tempat lain?
Yaa, aku tahu, aku tak segemilang yang lain. Tapi setidaknya aku masih punya hati dan jiwa untuk mengabdikan diri. Daripada tidak punya apa2. Hohoho.
Inilah jawaban yang ingin ku lontarkan padamu, tapi aku tak sanggup. Aku tak berani melukai hati yang dengan ikhlas menyayangiku insyaAllah, lillahi ta’ala.



itu adalah tulisanku beberapa minggu yang lalu. dan sekarang, seseorang menawarkan sebuah amanah yang sangat besar untukku. dan tiu tak pernah tercantum di peta hidupku. harus apa aku ini??
aku takut setengah mati. sampai sekarang, aku terus berputar2, berpikir... kalau saja dia yang lain mau mengemban amanah besar itu.....
tapi aku rasa benar, aku harus mencoba meluaskan zona tidak nyamanku, tapi di tempat yang sama. bagaikan menggali di lubang yang sama. aku menggali terus sampai tak bisa lagi. dan menurutku itu lebih baik daripada menggali lubang yang berbeda2, tersebar dimana2, tapi belum tentu airnya keluar. ^^
hanya saja yang jadi masalah adalah, aku terlampau kecil, bodoh dna lemah untuk amanah yang ditawarkan. sungguh. jantung aku berdegup kencang (kaya lagi dugem).
gyaaaaaaaaaaaaaaa........ *stress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular