ini cerita tentang pengalaman menghadapi seorang dosen yang Subhanallah luar biasa buatku.
entah mengapa, pandangan aku terhadap beliau, tak sama dengan mereka yang lain. hari itu aku tau, bahwa kata-kata 'tolo*, go***k, b****sek' dan kawan2nya keluar dari mulut dosen itu. manusiawi jika kita kesal, marah, dan merasa diremehkan. tapi untuk aku yang terdidik dengan cara yang keras, merasa kata2 itu biasa saja. dan aku rasa, itu hanya cara beliau menyadarkan kita akan realita.
saya jadi ingat saat pertama kali ayah saya melakukan hal yang serupa padaku *tapi sedikit lebih halus*. seketika itu saya merasa sedih, kesal, marah, emosi, tak dihargai, jeung sajabana. ibu pun ikut memarahi ayah. tapi kalian tahu apa jawaban ayah saya?
beliau berkata, "hahaha. biar aja. sengaja, biar dia kuat. biar dia kokoh. biar dia tangguh. supaya kuat mental kalo ada yang memperlakukan dia seperti itu. dunia luar itu lebih keras dari itu." dengan senyum yang tersimpul diwajahnya.
pernahkah kita berpikir bahwa hidup itu tak seindah mimpi?
buatku, sang dosen hanya menyadarkan kita bahwa kita tak pernah punya hari esok. hari ini adalah untuk esok, dan esok adalah untuk lusa. tak ada waktu untuk kita menyia-yiakan waktu, tak ada waktu untuk kita mengulang hal yang harusnya kita lakukan hari ini, JIKA KITA INGIN SUKSES. tapi mahasiswa kepala batu seperti saya, mungkin memang butuh cara seperti itu untuk disadarkan.
saya sungguh tersadarkan ketika beliau berkata, "manajemen itu berarti sebuah kompetisi". yaa, aku setuju. jika kau ingin menang, perbaikilah manajemen mu. jika kau ingin sukses, manage-lah sumber daya mu, waktu mu, karena waktu tak akan mengejar kita, dan pesaing kita itu tak akan menunggu kita. sejak saat itu, aku merasa banyak yang harus saya perbaiki dari diri saya, hidup saya, organisasi yang saya urus, dan banyak hal lainnya.
pernahkah kita berpikir, bahwa kesempatan tak akan pernah datang dua kali? jika kau ingin menang dan sukses, jangan biarkan orang lain mencegahmu mengambil kesempatan itu. jangan biarkan orang lain mengambil kesempatan itu lebih dulu dari kita, atau kita akan ditinggalkan.
saat beliau berkata yang buruk tentang pengurus kemahasiswaan, yang terpikir di otak saya bukan terhina, bukan marah, bukan itu, kawan. yang terpikir di otak saya adalah BUKTIKAN BAHWA KITA LAYAK DIPUJI !!!, dan itu menjadi tugas saya juga untuk membuktikan itu. saya yang terbiasa di didik dengan cara beliau mendidik orang, bukan malah bergerak karena takut, bukan malah berhenti karena pundung, bukan seperti itu aku. justru aku malah tertantang untuk melakukan yang terbaik, untuk membuktikan yang terbaik. that's the way i am.
kalau orang bilang GURU = DIGUGU dan DITIRU, buat saya, kita harusnya cukup dewasa untuk memilah mana yang layak kita tiru dan tidak. buat saya, kita seharusnya sadar bahwa menuruti dan meniru itu bukan secara superfisial begitu saja kita lakukan. tapi layaknya seorang mahasiswa, seharusnya memandang sesuatu lebih esensial daripada hal sesuperfisial itu. kalau masih superfisial, apa bedanya dengan anak SMA? *no offense
mungkin secara superfisial etika itu memang kurang baik. tapi saya juga teringat kata2 beliau, "jika anda ingin saya hargai, hargai lah saya. jika anda tidak menghargai saya, berarti tidak ada kewajiban bagi saya menghargai anda".
pernahkah kita tau cara menghargai seorang guru?
ibu saya bilang, "seorang guru itu bukan ingin dihargai dengan diberi banyak hadiah, uang, di ingat semasa hidup, atau apapun itu. cukup dengan respek, pahami bahan ajar dengan baik, gunakan dalam hidup, hingga kau meraih sukses. itulah letak penghargaan bagi seorang guru."
dan seingat saya, hari pertama kuliah dengan dosen yang satu ini, beliau tidak banyak bermasalah. beliau tidak banyak marah. tapi ketika beliau tau 'kekacauan' yang terjadi di ruangan kuliah, barulah beliau mengeluarkan kata2 itu. dan kalau mengacu pada kata2 ibu saya, berarti kami memang belum cukup menghargai dosen yang satu ini.
Wallahu'alam. ini hanya ungkapan dari apa yang ada dipikiran saya selama 2 minggu terakhir ini. kalau gak setuju, jangan marah. kalau setuju, alhamdulillah. ^^