di masa2 kayak gini emang mungkin sudah mulai saatnya pikiran kita disibukan tentang hal bernama 'jodoh'.
saya sebenernya sudah 4 tahun ini gak mikirin lagi yg begitu, gak mikirin lagi rasa itu kayak apa. bahkan udah sangat lupa akan masa2 kelam itu. yes, i called it 'masa kelam', karena menurut saya proses di masa itu emang bener2 salah. rasa yg ada, ya biarlah tetap jd rasa belaka.
kali ini, banyak temen2 disekitar saya mulai sibuk dengan urusan begituan. saya sih masih jadi penonton 'pertunjukan dari Allah' yang terjadi sama mereka, berusaha mencari klimaksnya, maknanya, pesan moral diantaranya, dan menunggu endingnya :D
saya belajar banyak dari mereka.
di mata Allah, proses menentukan prestasi, hasil duniawi, itu urusan takdir Allah. itu yang perlu di ingat. dulu biarlah sudah berlalu. kita hanya perlu menatap kedepan dengan proses terbaik yang seharusnya.
saya tiba2 tertegun dengan kata2 temen saya, "janji itu karena Allah, bukan semata2 karna apa yang nampak, bukan karena rasa yang timbul dan bisa Allah cabut sewaktu-waktu" (kira2 begitu intinya). Allah memberikan rasa ini, ya sudah, syukuri. bukan berarti kamu punya rasa ini terus kamu mau nya itu, itu nafsu.
pertanyaan yg lagi muncul adalah 'how do we know the right one?' saya juga gak tau, gak pengalaman. hahahaha
terus ada temen lain yg bilang 'saya mau Allah ridho dengan proses yg saya jalani'. ridho itu datang ketika kita melakukan apa yg diharapkan, sob. dipikirnya dengan melakukan apa yg menurut kita gak salah terus Allah mau ridho? Allah bisa saja mengizinkan, tapi belum tentu Allah ridho. emangnya Allah siapa woy seenak jidat kita salah terus minta2 Allah ridho. :)
dan meminang anak orang itu bukan kayak anak kucing dikasih 'mahar' ke yg punya, urus surat2, terus jadi. masalah jodoh itu urusan 2 keluarga yang menjadi satu, urusan orang tua, urusan masa depan, urusan banyak hal. bukan tentang hari ini, tapi tentang pertaruhan surga-neraka nya hidup kita kedepan nya juga. menikah jg salah satu jalan dakwah, lu kira kayak nyomot anak ayam dari induknya. gak bisa grasak grusuk minta buru2. kocak banget.
lucu siih.
tapi yg pasti, saya belum mau disibukan dengan urusan begitu, dan saya masih ingin sendiri menikmati 'permainan neurotransmitter' yang Allah kasih ke saya dan berujung manis kemudian hari :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular
-
Konyol memang kalau diingat. Dulu, waktu masih sangat aktif berorganisasi saya tergabung kedalam 2 organisasi besar di fakultas kedokteran s...
-
ngomong2 tentang BERUBAH,, ada 1 hikmah paling menarik yang saya dapet sewaktu ngobrol sama temen saya. perempuan. suatu hari saya main ke k...
-
sekarang mulai paham kenapa di stase ikm-famed ini selalu "geregetan". seneng sih ngejalanin aktivitas sehari2 di puskesmas, tapi ...
-
Lama gak posting setelah banyak hal terjadi dalam hidup. Yes, di fase internship aku belajar banyak. Perjalanan berliku tak ayalnya harus a...
-
saya, ibu saya, punya dialek yang sama saat berbicara serius.. saya,ibu saya, punya nada tertawa yang sama .. saya, ibu saya, punya hobby ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar