perahu kertas, film yang diadaptasi dari novelnya Dewi Lestari, AKHIRNYA SAYA TONTON!!!!! Yeiiiyyy!!!! :D
emang siih, visually gak istimewa menurut saya, tapi ada yang buat saya sungguh terhanyut didalamnya. saya seperti melihat sisi lain diri saya yang ga ada orang yang tahu. tentang hati saya, khayalan saya, mimpi saya, dan segala cara saya meluapkan itu semua. mirip seperti Kugy. bedanya, saya ga ngebiarin orang lain tau tentang itu. cuma aja, begitu masuk stase anak, saya liat anak2 itu bermain, bercerita, tertawa, sisi yang kata mereka 'bocah' itu ingin muncul lagi. ditambah lagi dengan nonton film ini. rasa ingin menjadi burung itu datang lagi. saya kangen boneka sapi yang selalu jadi sahabat baik saya. saya rindu langit2 kamar yang selalu saya ajak bercerita. saya rindu diary yang merekam semua mimpi saya. boneka dan diary yang sudah saya putuskan untuk di simpan dan tidak pernah saya buka lagi, sekarang seakan memberontak, ingin kembali. ah, sudahlah. biarlah yang itu jadi problemaku.
film ini menurutku gila. seperti nyata. sosok Keenan yang membuat saya ingin menulis tentang film ini, rasa yang mengalir tanpa perlu kau proses di pikirmu, rasa yang sungguh lembut dan alami, momentum yang sederhana tapi dalam maknanya. saya semakin yakin bahwa penulis itu sangat luar biasa. mereka adalah para manusia kritis yang sangat hebat memaknai setiap kejadian. tenik menulis, penyampaian, itu masalah bakat dan selera pasar, tapi dengan ia menulis saja, ia sudah berusaha menjadi orang yang pandai mengambil hikmah, memposisikan diri, dan *seharusnya* berdiplomasi :p
kalau mereka bukan sebatas script, saya akan percaya neptunus itu. sewaktu kecil, saya pernah percaya ada seorang bidadari yang tinggal di bulan, dan setiap saya memandang bulan penuh, saya meluapkan semua rasa yang saya punya. bukan memohon atau berdoa, hanya bercerita. kini saya tidak lagi bercerita pada bulan, tapi bintang. saya merasa bahwa bintang itu bisa mendengar dan melihat rasa yang saya punya.
life comes and goes. yang perlu kau yakini adalah apa yang ada dihadapanmu ini. Move on! lakukan apa yang kau yakini bahwa itu benar (dengan ilmu). resiko dan konsekuensinya akan kau terima sebagai pelajaran yang membawamu menuju aliran sungai yang telah Allah tentukan. tak perlu takut, karena hidupmu seperti sungai yang mengalir terus hingga akhirnya akan bermuara di laut. ya, dilautan yang tak akan ada yang tau siapa kau dan seberapa banyak kau, tapi yang perahu2 itu tahu bahwa ada aliran yang membantunya :)
*kalo saya punya anak laki2, pengen di namai Langit, Elang, atau Cakrawala. #randomthought
Tidak ada komentar:
Posting Komentar