AMANAH, ISTIQOMAH, MANFAAT, CERDAS, KUAT, HUSNUL KHOTIMAH.
6 nilai yang saya mau itu jadi bagian dari diri saya.
Sama seperti dulu2, setiap muhasabah diri, saya selalu menjadikan aspek2 nilai sebagai resolusi. Dan kali ini muhasabahnya cukup jauh kedepan. Saya berkaca sambil memikirkan diri saya 5, 10, 20, 40 tahun lagi (kalau Allah beri umur). Saya berpikir ulang lagi dan lagi, bukan tentang mau jadi apa saya, tapi saya mau jadi bagaimana. Selama ini aspek2 duniawi yang jadi ujung jalan saya. Dan itu buat saya berpikir bahwa jika saya sudah menggapai itu, lalu apa lagi? Banyak berpikir lagi bahwa esensi hidup bukan tentang jadi apa, tapi bagaimana kita menjalani hidup dan bagaimana kita mengakhiri hidup. Berpikir bahwa yang terpenting adalah bagaimana saya nenjadikan hidup saya terbaik bagi diri saya, terbaik untuk lingkungan saya, berakhir tanpa sesal, berakhir dengan ikhlas. Saya mau menemui Allah dalam keadaan tersenyum.
Kemudian saya banyak mereview kehidupan dari hari ke hari selama bertahun2 ini. Banyak hal yang selama ini tidak tuntas. Banyak residu. Kalau diingat, menimbulkan sesal. Dan saya lelah dengan itu. Bukan tidak menerima takdir, tapi saya harusnya berbuat lebih. Akhirnya saya banyak mencari2 akar permasalahan yang sebenarnya.
Banyak menggali dan ngobrak ngabrik hati ttg masa lalu, akhirnya saya menemukan 6 nilai itu yang paling menjadi masalah dalam diri saya. 6 masalah yang selalu jadi target hidup dari tahun ke tahun tapi paling sulit dicapai. 6 nilai yang selama ini membuat diri saya gak pernah tuntas dengan urusan2 saya. Malu. Sangat malu karena 23 tahun dikasih waktu sama Allah tapi masih tergopoh2 dalam menjaga iman, menstabilkan ibadah, mengasah kemampuan, memberi manfaat, dan menggali ilmu. Masih sangat harus naik turun, jatuh bangun, terpleset lalu kembali berdiri. Sulit.
Tapi yang saya yakini, 6 nilai itu bisa buat saya menjadi lebih baik di mata Allah. Sungguh. Bukan untuk dunia saya inginkan itu. Tapi untuk Allah, untuk mempercantik diri saat bertemu Allah kelak. Saya ingin Allah menilai saya sebagai wanita dengan nilai2 itu. Saya ini kecil bukan siapa2 bukan apa2, tapi saya ingin jadi kekasih Allah.
*kalaupun saya harus mencintai makhluknya, saya hanya ingin cinta itu karena dia mencintai Allah sebesar2nya, karena saya hanya ingin jadi kekasih Allah di surga kelak.
Selasa, Desember 31, 2013
Popular
-
Konyol memang kalau diingat. Dulu, waktu masih sangat aktif berorganisasi saya tergabung kedalam 2 organisasi besar di fakultas kedokteran s...
-
Lama gak posting setelah banyak hal terjadi dalam hidup. Yes, di fase internship aku belajar banyak. Perjalanan berliku tak ayalnya harus a...
-
A lot of things came into my life. Harus dipahami bahwa saya ada di fase transisi hidup, antara mahasiswa yang beranjak dewasa dan manusia d...
-
Mendung ini mengikuti Bumi, apa kau ikut merasakan apa yang aku rasakan kini hingga kau begitu bersedih? Bulan, mengapa enggan kau menem...
-
hari ini aku menemukan banyak hal. aku tahu, kalau persahabatan ada untuk dipercaya. aku tahu, kalau persahabatan ada karena diciptakan. per...