Rabu, Juni 11, 2014

Pilpres 2014

Pembangunan Indonesia, menurut saya, harus kembali kepada ideologi dan identitas bangsa. Masalah yg telah dilalui bangsa ini untuk mencapai pembangunan yg baik pasti banyak, tapi untuk saat ini, itu bukan alasan untuk menyalahkan pemimpin yang ada ataupun mencerca pemimpin yang akan datang. Masa peralihan pemimpin sudah mulai tiba. Sudah saatnya kita berpikir analitik untuk mencari akar masalahnya dan mendapatkan solusi terbaiknya bersama pemimpin yang akan datang. Tapi siapakah dia?

Setiap orang punya ideologi masing2, itu wajar, tapi ideologi bangsa yang mana adalah Pancasila dan cita2 besar bangsa pada UUD 1945 adalah milik seluruh bangsa Indonesia jika ingin tetap bersatu dalam sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut saya, saat ini hal tersebut yg harus menjadi acuan utama kita untuk memilih capres-cawapres 2014, untuk mendapati Indonesia yang lebih baik. Bangsa ini sudah terlalu lama jalan masing2, menjadi bangsa individualis dengan kepekaan sosial yg terus berkurang, mulai apatis pada kondisi politik bangsa, dan mulai pragmatis dan pesimis terhadap cita-cita bersama. Mari pertimbangkan, mana calon yang memiliki pemahaman ideologi yang baik, yg sesuai dengan dasar negara kita, yang solutif, yg tepat sasaran pada masalah utama bangsa. Bagi saya, calon seperti itu yang layak dipilih.

Bangsa ini punya banyak intelektual muda berbakat. Sudah bukan saatnya kita memilih karena tak ingin memilih. Sudah bukan saatnya kita memilih karena uang. Sudah bukan lagi saatnya kita memilih karena pilihan orang. Sudah bukan lagi saatnya kita memilih dalam ragu. Sudah bukan lagi saatnya kita pilih presiden sambil memejamkan mata di bilik suara atau hitung kancing saat memilih. Sudah saatnya kita memilih solusi bangsa dengan keyakinan melalui pemimpin yg kita pilih, dengan kepasrahan dan doa yang terus menerus kepada Yang Maha Adil dan Maha Kuasa.

Mungkin kaum yang sudah sangat berpengalaman berkata, "sudah cukup dengan janji manis". Bagi saya, pada apa lagi optimisme kita akan berpegang, pada apalagi optimisme kita berpijak, jika bukan pada cita2 dan mimpi besar? Membanding2kan capres-cawapres secara INDIVIDU tak akan pernah ada habisnya. Kelemahan demi kelemahan akan terus kita temukan. Kita tak akan pernah temukan pemimpin yang sempurna, karena kepemimpinan adalah seni. Bukan berarti jangan membandingkan, karena karakter pemimpin pun penting. Akan tetapi jika kita jadikan itu satu2nya landasan ataupun landasan utama, kita akan lebih mudah membenci dan mendiskreditkan orang.

Bangsa ini mengalami dinamika yang sangat keras. Masalah demi masalah kita hadapi, mulai dari masalah ekonomi, sosial, politik, hukum, kesehatan, pangan, energi, transportasi, daaaaannn sangat banyak aspek yg saat ini jika dibiarkan akan jatuh kepada kondisi kritis. Jika itu terjadi, yang sulit akan makin sulit, yang punya kemudahan bisa semakin tak peduli.

Kondisi yang mengerikan yang harus kita atasi bersama ini, butuh pemimpin yang baik. Pemimpin yg baik bukan hanya punya karakter yg baik, tapi sesuai dengan kebutuhan bangsa saat ini, pemimpin harus juga solutif. Capres-cawapres mana yang memberikan ide2 terbaiknya, itu yang harus kita pilih. Bukan lagi memilih si A karena tidak ingin memilih si B, karena dengan begitu kita ujungnya akan mudah goyah, mudah ragu, dan bermental "menyalahkan". Tapi kalau kita memilih karena visi, misi, dan solusi, kita akan memberikan dukungan yg positif untuk negeri dan tidak mudah goyah karena kampanye2 negatif. Kalau kita punya kesamaan visi misi, kemanapun langkah kita pergi di bumi ini, akan selalu memberikan sumbangan yang baik untuk kemajuan negeri kita ini.

Popular