sambil nunggu download file2 koas, terpikir buat mencurahkan pikiran ini.
ga ada yang pernah tahu masa depan, ga ada yang pernah tahu takdir, tapi kita berhak memilih yang terbaik menurut kita. buat saya, menjalani pekerjaan dengan hati, dengan passion lebih berarti daripada sekadar mengerjakan sesuatu yang kita mampu kerjakan.
we are not workers, we are all artists. we make our life, we make the choices.
kenapa saya katakan begitu, karena memang pada dasarnya seberapa tinggi kualitas kita, seberapa banyak pilihan yang ada juga bergantung pada diri kita sendiri. kita bisa saja membuat pilihan yang banyak dari profesi yang tersedia, tapi kita juga yang mengeliminasi pilihan itu satu persatu hingga kita galau dalam 2 atau 3 pilihan. kita juga yang menentukan berapa banyak energi yang akan kita habiskan untuk sebuah produktivitas. produktivitas yang berujung pada kebermanfaatan dan ilmu yang kita punya.
termasuk dalam memilih jodoh. *maaf topik akhir2 ini sering mengarah, maklum faktor usia*
kita berhak memilih siapa yang menjadi jodoh kita, bukan untuk mengingkari takdir Allah, tapi pada dasarnya jodoh yang sudah Allah tentukan itu yang bisa kita perlahan ubah. bukan mengubah orangnya, tapi kualitas orangnya. karena ketika memilih jodoh, kita tidak mencari seseorang berdasar nama, tapi kualitas iman dan kualitas hidupnya. saya tidak setuju kalau ada wanita2 yang pasrah menerima seseorang karena yang ada itu saat itu, atau karena merasa 'saya juga masih begini, kenapa harus mencari yang sehebat itu'. atau kalau pria2 malah mundur dari seseorang yang dia kagumi karena merasa wanita itu 'ketinggian'. jika niatnya lillahi ta'ala, maka seharusnya yang tadinya ada rasa 'ketinggian' atau pasrah, itu jadi pemicu untuk masing2 individu berupaya menjadi lebih baik dimata Allah. ketika 2 orang yang bisa sama2 bersaing tanpa merasa ada yang superior atau inferior, sinergi positif akan dibentuk, perintah Allah untuk 'berlomba-lomba dalam kebaikan' tidak akan hentinya ada diantara keduanya.
pernikahan adalah proses menggabungkan 2 mimpi. bagaimana kamu bisa percaya mimpi kamu bisa terwujud kalau pasangan kamu ga bisa membuat kamu yakin bahwa bersamanya sanggup wujudkan itu. kecuali kamu punya mimpi biasa saja, maka kamu akan mencari 'common people'.
berbeda dengan mereka2 yang punya mimpi besar, mereka akan lebih memilih untuk mencari pasangan, karena mimpinya adalah tujuan hidupnya, alasan dia bahagia menjalani hidup. "ada wanita hebat dibalik pria hebat" itu terjadi karena sinergi positif itu. bukan semata2 memilih orang hebat dan "yes, you will be someone behind me" macam milih wakil ketua, tapi perlu chemistry positif itu. chemistry itu ga akan dibentuk kalau keduanya ga se-level. itulah kenapa di Al-quran tertulis, 'wanita baik2 untuk pria baik2'.
bukan saya mengajak wanita2 bertinggi hati merasa berhak memilih, tapi pikirkan kembali baik2, apa mimpi dalam hidupmu. jangan biarkan hidupmu terjatuh hanya pada rasa yang abstrak itu. sesungguhnya kualitas keluarga menentukan kualitas umat. keluarga adalah sekolah pertama bagi anak2. maka kualitas semangat, nilai, dan mimpi keluarga menjadi penentu kualitas anak2 dan umat. terlalu banyak keluarga yang terbentuk 'awet rajet' tanpa arah dan tujuan, hanya berlandaskan rasa, yang menghasilkan anak2 yang tak karuan. rasa itu Allah yang punya, yang bisa seketika Allah bolak balikan. tapi komitmen bersama, mimpi bersama, adalah hal yang dibuat manusia dan harus terus dipegang. jikapun itu harus berubah, perubahan bersama lah yang harus disesuaikan.
mungkin terdengar sangat berlogika. ingat, kita ini seniman dalam hidup kita. bukan hanya bermain sains, logika, atau rumus, tapi juga ada hati didalamnya yang passionate dan tak lelah bermimpi. :)
chemistry itu tidak akan terbentuk kalau tidak se-frekuensi atau se-level. semoga kita bisa menemukan orang-orang terbaik di hidup kita untuk sama2 bersinergi terus untuk jadi lebih baik dimata Allah.
*terima kasih MSG sudah menginspirasi saya hingga mendapat energi ini. hidupmu terlalu berharga untuk dihabiskan segitu2 saja*