Petunjuk itu ada untuk orang2 yang berpikir. Coba kita bayangkan, tetesan darah di film2 detektif bisa jadi petunjuk kalo detektifnya berpikir. Kalo detektifnya gak berpikir, mungkin hal itu gak akan mengarahkan dia kepada apapun.
Manusia dikasih akal untuk berpikir. Perbedaan mendasar dari manusia dan makhluk lainnya adalah akal, bahkan dengan malaikat dan setan sekalipun. Terlalu disayangkan kalau kita hidup ga menggunakan kelebihan itu, lalu apa bedanya kita dengan makhluk lainnya kalau akal itu tidak dipakai?
Kalau pakai akal dan ilmu, pertanggung jawaban akan lebih mudah. Kita akan selalu tahu alasan dari perbuatan kita, dan reasonable. Bukan semata2 alasan sebagai pembenaran, tapi benar2 berdasarkan kebenaran.
Karena itu, ketika hati dan akal tidak sejalan, saya lebih memilih menguatkan akal. Hati itu banyak ditipu daya oleh setan. Saya khawatir tertipu, tapi akal kita bisa menjawab lewat ilmu. Perintah iqra bukan hanya untuk membaca buku, tapi juga menganalisis, menuimpulkan, dan berhati2 melihat fenomena.
Segala yang dihadapkan pada kita bukanlah tanpa tujuan, Allah selalu punya alasan dan tujuan. Hanya orang2 yang berpikir yang akan menemukan hikmah2 itu. Maka, Allah tinggikan derajat orang yang berilmu dan Allah janjikan surga bagi orang2 berilmu yang adil. kalau ilmu nya saja gak ada, mikir aja ga pernah, apalgi menuju adil. :)
Al-qur'an menuliskan, "Melangkahlah dalam keadaan berat ataupun ringan". Tandanya, ketika kita tahu jalan itu lebih baik untuk masa depan kita, suka tidak suka, kita tetap harus melangkah. Karena kita sering tertipu antara rasa mana yang murni dari Allah dan mana yang nafsu. :)
So, be smart!