Senin, September 16, 2013

Bapak bilang.....

"Jangan kamu berani2 kalau kamu dan dia ga punya komitmen yang kuat. Komitmen itu bukan ttg kesepakatan bersama, tapi keteguhan hati, kesungguhan hati, dan kekuatan iman untuk menepati janji pada Tuhanmu. Sebuah janji pribadi pada diri dan Tuhannya. Ini tidak mudah, tapi hanya yang punya komitmen yang kuat yang bisa bertahan.", Ucapan bapak berkali2 saat itu.

"Jika untuk menepati janji pada Tuhannya sebagai pribadinya ia tidak mampu, apalagi berjanji juga atas hidup orang lain. Berat. Jauh lebih berat dari sekadar menyempurnakan rukun islam yang ke-5, naik haji, yang katanya bersyarat 'bila mampu'. Karena itulah jihad seorang suami, seorang ayah.", lagi kata bapak di satu makan malam.

"Neng, orang sukses itu orang yang tahu apa yang dia sukai, dia jalani, dia tekuni, hingga akhirnya menjadi karakter dia. Ngancik kana diri. Masuk ke dalam jiwa. Seseorang dikatakan ahli ketika dia menekuni satu bidang dan dia menjadi rujukan orang2 mengenai hal itu. Ketika ingat hal itu, orang2 akan ingat dia.", saat kami bertukar pikir tentang hidup saat saya masih sekolah menengah.

Bapak bilang, "Perbincangan itu memang mengalir seakan hanya numpang lewat. Banyak. Sangat banyak kalimat2 'numpang lewat' itu, tapi berarti banyak. Ketika itu mereka acuhkan, tapi suatu saat akan nampak artinya, dan mereka akan sadar. Itulah cara saya mendidik anak2 saya, biar waktu yang menjelaskan. Biar mereka kuat dan mandiri mencari maknanya. Dan sekarang perlahan semua itu terbukti", sewaktu obrolan santai keluarga besar sambil menanti hari2 yang fitri, entah tahun berapa.

Sungguh, durhaka besar saya pernah marah pada orang yang hidupnya telah ia dedikasikan dengan saya sebagai tanggungannya. Sungguh dosa besar saya pernah membuatnya marah dan kecewa. Dia yang nampak keras, sesungguhnya berhati lembut, meski banyak yang ga paham itu. Biar waktu yang menjelaskan. Saya sayang bapak :')

Popular