Minggu, September 01, 2013

Cleansing part #2

salah besar adalah ketika melangkah dengan masa lalu yang "bersisa". Yang disebut masa lalu itu adalah hal yang saat ini "ga ada lagi". Cukup ada di dalam memori sebagai suatu kenangan, bukan dilupakan karena memang tidak akan pernah bisa kecuali kita amnesia, karena sering kali kita lupa bahwa itu bukan lagi bagian dari masa kini, dan cukup hanya 'dikenang'. percaya atau tidak, ketika masa lalu itu terus kita 'geret', langkah kita ini jadi semakin berat, hidup ini jadi tidak bebas, pengambilan keputusan bisa jadi lebih emosional, dan hasilnya pun akan jadi penuh 'goresan'. ibarat bikin cap jempol, kalo jempol kita banyak sisa main tanahnya, pas pake tinta, cap jempolnya jadi banyak bekas tanahnya, sidik jari nya jadi kurang jelas. mending kalo masa lalunya bagus, lah kalo jelek?

pada saat proses cleansing dari 'sisa' masa lalu itu memang berat. saya harus menghabiskan banyak tissue, membiarkan mata saya bengkak, menguras energi sangat banyak, menghabiskan waktu berjam-jam, berhari-hari. mungkin juga ada yang menghabiskannya dalam berbulan2, who knows. buat saya yang perjalanan masa lalunya itu terpendam puluhan tahun, butuh waktu bertahun2 untuk sadar bahwa saya harus cleansing, butuh waktu berbulan2 untuk memberanikan diri untuk benar2 siap menjalani proses itu, dan butuh waktu berminggu2 untuk benar2 bisa mengikhlaskan diri.

sering kali kita merasa bahwa menyelesaikan masalah itu dengan orang-orang terkait sudah cukup. saya juga begitu. ternyata salah. karena meskipun sudah tuntas dengan orang2 terkait, saya masih merasa ada yang mengganjal di hati saya. kunci utamanya ternyata ada pada diri sendiri. bagaimana kita benar2 ikhlas bahwa rasa pahit, manis, asem, dan asin yang pernah kita rasakan adalah pemberian Allah sebagai bagian dari hidup kita. benar2 ikhlas, bukan diikhlas2in.

entahlah, tapi buat saya, orang yang sudah benar2 lepas dan bebas dari 'sisa' masa lalu itu, keliatan. keliatan dari cara dia bercerita tentang masa lalunya, dari intonasi bicara, dari mimik, dari tatapan mata, dari pilihan kata. mungkin saya bisa dibilang sotoy, tapi itu yang saya rasakan sebagai 'calon dokter' yang dilatih untuk mendalami perasaan 'pasien' saat anamnesa dan saat konseling.

maka, coba benar2 resapi lagi setiap bagian dari masa lalu itu. benarkah kita sudah benar2 ikhlas, atau masih diikhlas2in? percayalah, hidup jadi lebih mudah setelah kita benar2 clean. :)

*hari ini saya dengan syukur yang amat besar, mengatakan Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah. saya sudah jauuhhh lebih ringan, lebih tenang, dan lebih siap menghadapi tantangan didepan. tidak ada lagi 'tirai' trauma yang menghalangi pandangan jiwa ini :)

Popular