Selasa, April 15, 2014

Ordeco! Hehehe

Ah, i love this day! Meskipun lama nunggu antri wawancara, tapi ujungnya mikir banyak tentang berbagai aspek kehidupan.

Selama ini kita mikirin kalo jenjang karir dan kehidupan akan banyak potensial di kota besar. Kalo di daerah kita gak bisa banyak berkembang. Kalo kita ke pedesaan, hidupnya statis, info terbatas, dsb. 

Lalu muncul pertanyaan kepada diri sendiri,
"sampai kapan manusia harus berpikir terus begitu? Sampai kapan proses urbanisasi dibiarkan merajalela tanpa pengembangan yg jelas di daerah? Sampai kapan kita terus memandang negatif pada area pedesaan? Sampai kapan kita terus egois memikirkan perkembangan diri sendiri? Bukankah bekerja itu berarti memberi manfaat seluasnya? Apa arti "seluasnya" jika banyak "tapi" didalamnya?"

"Lalu kenapa gak kita buat saja pedesaan itu jadi tempat yg nyaman untuk berkembang, tempay yang dinamis, tempat yang punya akses informasi yang baik, tempat yang juga bisa menghentikan urbanisasi berlebih dan ketidakmerataan penduduk di indonesia?"

"Kenapa kita hanya berpikir bahwa area pinggiran adalah hanya bagian kecil yg bisa diabaikan di Indonesia? Kenapa kita gak berpikir bahwa daerah terpencil adalah salah satu potensi dunia yang ga boleh dilupakan? Bukankah dunia ini terdiri dari segenap sistem, sistem terdiri dari berbagai subsistem, lalu mengapa harus dilupakan?"

Sayangnya gak semua orang bisa berpikir sepositif itu. Paradigma ini harus diperbaiki oleh kita semua. Ga bisa satu orang, ga bisa satu pihak. Harus bersama. Hanya saja, darimana awal nya kita menjaga nilai2 positif dan paradigma itu kalau bukan dari dunia akademis, di tengah hiruk pikuk perpolitikan yang kacau, hukum yang tak jelas, kepentingan pribadi dan golongan yang semakin menguat, dan individualisme yg meningkat? Inilah kenapa saya sangat ingin terjun di dunia akademis, selain untuk aktif mengembangkan ilmu2 yg menarik buat saya, menjaga nilai baik kehidupan sebagai jalan da'wah.

Tapi resikonya gak cuma sekedar "gitu aja", tetap ada resiko2 lebih yg harus dihadapi. Sudah terpikir sejak dulu akan resiko2 itu. Awalnya sempet ragu, bisa nggak ya mewujudkan mimpi2 itu? Saya ini cewe, harus mikirin keluarga, hamil, punya anak, dsb. Tapi kalo mau ngelakuin lebih, memang harus mau berkorban lebih. Kalau mau jadi orang luar biasa, harus mau nerima resiko yang gak biasa. Dan kita mau jadi orang2 luar biasa, kan? Toh residensi pun akan mendapat resiko yg cukup besar kedepannya. Kerja itu aktif berbuat, bukan untuk mendapat. Kalau mendapat doang sih sekolah aja terus. Hehehe

Kalo kata Rusy, "push to the limit and expand the endurance.. Jangan mau kalah sama orang2 "gila" diluar sana". *tapi jaga kesehatan juga yaaa, om! Hehehe.

Senengnya kenal rusy tuh gini niih. Positive thinking nya bisa bikin semangat dan gak takut nerima tantangan apapun rasanya. Hahahaha

Tadi pas wawancara, ternyata bener, ditanya banyak hal tentang "pertimbangan calon suami" atas berbagai resiko yg akan mungkin harus saya hadapi. Dengan santai dan yakin nya saya jawab bahwa "kami sudah siap menerima segala resiko2 tersebut dan dia justru sangat mendukung saya".

Mungkin, orang pikir saya jawab seenak jidat, terlalu positif, terlalu optimis. Yang ada di otak saya,  karena jodoh sesungguhnya baru diketahui saat akad nikah nanti, entah apa takdir hidup saya kelak, siapa yg jadi jodoh saya sesungguhnya, jadi ya memang dia harus siap dengan segala resiko itu. This is the path i choose. Tapi gak bilang gitu depan pewawancara juga, karena kalo saya berani bilang gitu, saya bunuh diri namanya. Hahahaha.

Allah tahu niat tulus kita. Kalau memang jalan ini benar, Allah akan kuatkan kita. Cukup yakini, karena yakin adalah kunci keteguhan langkah kita. Kalau bukan kita yang yakini, lalu siapa lagi yang bisa? Goyang itu biasa. Jatuh itu pelajaran. Tetap berpegang pada tali Allah, maka jalan terang akan menyertai. Seberapa banyak pun mimpi buruk yg kita hadapi, jangan pernah berhenti mencari mimpi indah kita. Selama masih dikasih nafas oleh Allah, masih ada peran penting kita untuk dunia, masih ada jatah rezeki kita, dan masih ada hal2 penting yang perlu kita lakukan. Percaya itu.



"Aku akan berkonsep, berteori, berbicara ttg apa yg aku lakuin, pikirin, aku tulis di puluhan artikel aku. Intinya aku tetep punya keyakinan yg kuat tentang hidup, Tuhan, dan aku. Ordeco :) Ga kan ada yg ngeruntuhin itu..."
-Nur Khairusy Syakirin, 6 april 2014-


Ordeco!

Popular