Rabu, April 03, 2013

Belanda #10

Ketakutan aku sejak awal terbukti. Sejak seminggu sebelum ke Belanda, aku dag dig dug takut luar biasa. Takut karena bahasa inggris aku gak aktif, takut karena otak aku isinya kosong, takut karena sistem kuliahnya yang beda, dan takut sama pergaulannya.
Bulan kemarin itu sungguh mengejutkan buat aku. Untuk menghapus ketakutan, satu persatu. Aku berjuang sendirian. Aku gak punya temen yang bisa bantu, gak ada temen berbagi, gak ada temen saling menjaga. Cuma Allah satu-satunya yang ada sama aku.
Pertama, bahasa inggris aku yang jelek banget ini pelan2 membaik. Membiasakan diri dari mendengar orang bicara dan bertanya basa-basi. Awalnya deg2an banget, sampe pernah menjawab pertanyaan dengan sangat bodoh. Apalagi presentasi kasus outbreak yang pertama di minggu pertama, sudahlah, semua orang tahu kalau aku dapat nilai terburuk dikelas.
Kedua, aku takut nampak bodoh. Aku tahu aku tidak terlalu bodoh diantara mereka, tapi kemudian aku sadar, kultur yang berbeda. Mereka sangat outspoken, segala macam ditanyain sampe ga penting sekalipun menurut aku. Aku maunya nanya kalo emang ga bisa dijawab dari buku, kayak biasanya kultur di fk. hingga akhirnya aku tahu bahwa kultur yang mereka bangun itu bukan tanpa tujuan, tapi supaya membiasakan pola pikir kritis dan kreatif. Komentar bodoh pun dianggap "partisipatif" mungkin.
dan sekarang terbukti, aku yang sudah tahu bodoh, tidak paham apa yang dibahas, masih saja malas belajar. oh tidak!!! sekarang hasilnya saya dapat nilai terburuk dikelas. masih lulus sih, tapi tetep aja paling jelek. :(
Keempat, aku takut sama pergaulannya dan bener aja, mereka seneng banget clubbing. Bahkan, rencana jalan2 tour kota pun mesti diselingi sama miras. Allah, takuuuutttt :( aku takut banget pas mereka ke pub, aku ga ada temen, pengen pulang tapi gak tau jalan :'( fix ga tahan sama baunya, mau muntah rasanya.

sempet kepikir, kenapa Allah takdirkan aku disini kalau untuk survive aja saya mesti mati2an? bahasa inggris aku jelek, aku juga gak bisa dapet prestasi yang baik di kelas, dan aku ada di dunia asing yang pergaulannya ga aku banget?
aku tahu, FK Unpad pun ngirim aku bukan untuk "unjuk gigi" bahwa kami punya mahasiswa2 yang baik secara akademis. Kalau itu yang mereka inginkan, pasti bukan aku yang dikirim. kalau memang mereka ingin FK Unpad pengen banyak mahasiswa yang punya pengalaman abroad, kenapa mesti aku? banyak temen2 aku yang bisa pergi juga. Kalo FK Unpad pengen orang yang bisa bersosialisasi dan membangun hubungan baik sama orang2 disini, mungkin mereka juga akan mengirim orang lain.
Tapi aku menikmati dan mensyukuri ini. Setidaknya, setelah disini aku belajar banyak, dan aku punya keyakinan akan mimpi2 aku. Aku menemukan jalan yang aku inginkan.
Alhamdulillah :)

Popular